Selasa, 15 Maret 2016

Hanya ingin mencoba

Siang itu, tepat tanggal 12 September 2015 (H-10), ada pesan masuk via WA dari Lena sahabatku. 

“Hallo Liebe Sitti!
Ich hoffe du bist wieder gut in Deutschland u hier an der Hochschule angekommen. Es ist wirklich leider nicht ganz Indonesien...ich muss dich da unbedingt mal besuchen kommen wenn du wieder fort bist!
Ich habe eine kleine Mission und würde dich etwas fragen. Am 22.09 will das Interforum die Internationalität der Hochschule in einem 10 min Programm hervorheben. Dazu hatten wir auch an das Buddz Programm gedacht, an dem du ja auch teilgenommen hast. Hättest du Lust mit mir oder einem anderen Vorstände in einem 3 min über deine Erfarungen mit dem Buddy Programm zu Berichten? Wenn du Fragen hast, schreib mir einfach nochmal.

Bis nächste Woche Dienstag! 
<3 Kasih sayang (Pake bahasa indonesia pas penutupan. Mungkin maksud dia “with love” kali)"

Kurang lebih seperti itu pesan yang masuk dari si cewek jerman ini.
Inti dari pesan ini...
Lena ngajakin saya untuk ikut, dalam kegiatan yg mereka adakan. Kebetulan, dia ini sering aktif di berbagai kegiatan kampus. Jadi tugas saya disini, menceritakan pengalaman selama berada di kampus. Ada kegiatan apa saja? Trus bagaimana tanggapan teman-teman yg lain atau dosen dalam menerima orang asing di lingkungan kampus? Seperti memperkenalkan atmosfer kampuslah.
Setelah panjang lebar, si lena ini ngejelasin tugas saya. Akhirnya, saya terima tawarnya. Dengan alasan, ingin menambah pengalaman. Dan lagian, hanya berbicara 3 menit di depan kan? Bisalah inshaallah.
***

H-2  Lena ngajakin ketemuan di rumah Janet (sekertaris dosen yang skaligus ketua acara ini).

Kata si Lena: “sit! Nanti jam 19:30 kita ke rumah janet. Mau gladi resik sama yg lainnya.” (pesan sudah ditranslate)

Mikir dua kali. “Busettttttttttt dah!!! Ini ampe pake acara gladi resik segala???Ini ntar saya ngomongnya di depan mahasiswa yg baru kan? Bukan di depan para tamu terhormat?”

Singkat cerita, si Lena dan saya ketemuan di halte bus depan kampus dan kemudian barengan kerumah si Janet.
Sampe di rumah si Janet. Seperti biasa, salaman trus ditawarin minum. Dia nanyain tentang saya dan Lena. Kayak: uda semester berapa? Asalnya dari mana?de el el...
Trusss masuk ke sesi Gladi resik.  

(setelah beberapa menit latihan)

Janet nengok kita berdua “habt ihr noch Frage (kalian punya pertanyaan)?”
Sambil ngacung “wie viel Leute kommen am Dienstag (berapa orang yg mau datang hari selasa nanti)? Tanya saya balik.
“Circa 120 Leute und villeicht mehr.” (sekitar 120 orang dan mungkin lebih)
“Nah tuh kan!!! nggak sedikit." sambil bergumam sendiri.
*** 

Hari H pun tiba.
Undangan sudah terlihat di depan gedung pertemuan milik kampus.
Saya janjian dengan Lena untuk latihan terlebih dahulu (sekitar 15 menit) dan kemudian berangkat bareng.

15 menit berlalu.
Langkah kaki saya sempat terhenti didepan pintu masuk gedung.  “Ini dia yg saya takutkan. Para tamu elegan yg hadir malam ini. Habis sudah, kalau acaranya tidak berjalan dengan baik karena saya.”

Ya, maklumlah! Ini kali pertama, tampil didepan Bapak Rektor, Bürgermeister (walikota) dan para tamu penting lainnya.
Sebelum masuk ke ruangan, para tamu dipersilahkan untuk mengenakan papan nama, yg sudah tersedia.
Jadi yg boleh masuk ke ruangan ini, cuma mereka yg namanya terdaftar disitu. Karena pagar beton alias bapak security sudah siap di depan pintu untuk ngarahin para tamu.
Bukan hanya papan nama, tapi disetiap tempat dudukpun sudah di beri nama sama panitia. Luar biasa emang.

“Itu dia nama saya disamping Lena!” sambil melangkah ke tempat duduk di baris kedua. 
Tak berapa lama, acara dimulai. Sambutan dari bapak Rektor dan bla bla bla...
Sayapun tampil...
Dan alhamdulillah berjalan dengan lancar.
Tentu saja sebelum itu, ada doa nabi Musa yg saya selipkan.
“Robbisrohli wayassirli amriwahlul ukdatan milisani yafkahul kauli”

Tepuk tangan para tamu menyadarkan saya, kalau sedang ada didepan mereka.
Sesegera mungkin saya menutup presentasi kali ini dengan ucapan trimakasih dan kemudian diberi bunga oleh pak rektor.

Satu hal yg saya pelajari malam itu. Kesempatan itu datang berulang kali, yg membuatnya tertunda adalah kesiapan. Kesiapan para pemenang yg menolak lupa kata pecundang.
Tidak ada kata salah bagi mereka yg mencoba. Karena yg dicari, bukan tentang salah benarnya sebuah hasil. Tapi tentang pengalaman yg tak akan terlupakan.

Kalau mau liat versi lengkap bisa di cek disini http://www.volksstimme.de/lokal/wernigerode/20151019/hochschule-harz-aus-partnerschaft-wird-echte-freundschaft (tapi pakai bahasa jerman hehe maap ya)

(kiri ke kanan) Para pemain musik, Lena, saya

Janine, Anne, saya, Lena





2 komentar:

  1. Waaah, keren Kak Sitti!
    itu pengalaman pertama ya? Duuuh, envy deh jadinya :3

    Eh iya, masih ingat saya kan? Hehehe :p
    clue nya, anagramrasa yang ada di OWOP. hehehehe

    *semoga masih ingat. Hehe :D

    BalasHapus
  2. Iya Esthi, itu pengalaman pertama.

    hehehe masih ingat dong ^^
    Btw, sy naksir dgn cerpen Jejak senja di Librarista punya Esthi ^^

    BalasHapus