Jumat, 25 Maret 2016

Bunga dan Stasiun Kereta

Mungkin reaksimu akan sama sepertiku. ketika tahu bahwa bunga secantik ini, bisa tergeletak tak berdaya, tepat dibawah tangga keluar milik stasiun.
Bunga kuning, yg terhempas jauh dari pot miliknya.
Para penumpang yg saat itu sedang sibuk berlalu-lalang, tak ada yg berhenti dan memperbaikinya. Mereka hanya memberi ruang, agar bunga itu tak sengaja diinjak. Aku yg berada di barisan para penumpang, yg sama egoisnya dengan mereka. Membiarkannya begitu saja. Tapi sebenarnya aku tak seegois itu, aku ingin berjalan kearah bunga ini, kemudian ku masukkan ia kedalam pot miliknya, lalu kembali berjalan.
Mengingat bahwa kereta yg aku tumpangi akan berjalan sekitar 20 menit lagi. Maka, itu sudah cukup untuk memberikan sedikit ibah padanya.
Tapi sayang, aku tak berhenti memperbaikinya. Aku malah berjalan dan mengacuhkannya.
Tak jauh dibelakangku, ada seorang ibu-ibu paruh baya yg mengenakan jilbab putih (sepertinya belau orang turki), berjalan menuju bunga malang ini. Memperbaikinya, lalu menaruhnya dipinggir tangga.
***

7 menit tersisa...
"Nanti kalau dibiarkan begitu saja distasiun, lalu siapa yg bersedia merawatnya?" pikirku dalam hati.
karena kepikiran dengan bunga itu, akhrinya kuputuskan untuk membawanya pulang ke rumah.
Bergegas keluar dari kereta, lalu berjalan kearah bunga kuning dengan pot oranges ini.
Meraihnya, lalu beranjak kembali ke kereta.
Sebenarnya, aku bukan tipe orang yg pandai merawat bunga, tapi ya sudahlah...dari pada tidurku malam ini tak nyenyak karna si bunga ini, jadi tak masalah. Toh ada kaktus juga dirumahku. Biar si kaktus bisa senang kalau aku bawain teman barunya.
***


Sehat-sehat ya kaktus sama bunga kuning!! aku ibu angkat kalian ini, inshaAllah bisa amanah dalam merawat kalian.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar