5 Menit sebelum memulai pelajaran, dosen belum juga terlihat di depan ruangan.
Berada di jerman hampir 3 tahun, kau pasti sudah mengenal karakter mereka seperti apa. Disiplin! tentu saja.
Selang 4 menit berlalu, sang dosen baru muncul.
Siang itu, mahasiswa yang hadir cukup memenuhi ruang kelas. Terang saja, untuk ruangan sebesar ini, terlihat hanya beberapa bangku yang kosong.
Ruang kelas yang berbentuk horsal. Bangku berjejer rapi serta bertingkat ke atas, memudahkan mahasiswa dan dosen untuk saling berinteraksi.
Tepat 45 derajat di sebelah kiri saya, dua baris di depan, duduk beberapa mahasiswa jerman berambut pirang (blonde Haare) disana. Ada juga mahasiswa lain yg blonde, tapi yang ini agak beda.
***
Mata kuliah hari ini segera dimulai. Kehadiran sang dosen, otomatis menenangkan suasana kelas yg seperti pasar tadi.
Berhubung hari pertama masuk, maka dosen baru ini memperkenalkan dirinya dengan sok ramah (lu belum tahu aja ujian semester nanti).
Setelah memperkenalkan nama, pengalaman dan ujian seperti apa yang akan kita hadapi nanti, kali ini pertanyaan seperti biasa muncul.
"Ada pertanyaan?" kata dosen sambil melirik isi ruang kelas.
Tak selang beberapa lama, salah seorang murid di barisan para cowok tadi, mengacungkan tangan.
"Ya silahkan!" melihat kearah mahasiswa penanya.
Entah apa yang ditanyakan cowok ini. Dari tadi perhatian saya sudah berhasil dicuri cowok yang duduk di sampingnya. Cowok berswiter merah dan berwajah teduh.
Tawa ruang kelas pecah seketika atas pertanyaan si cowok tadi.
Sontak saja, si cowok yg tak lepas dari pandanganku tadi juga ikut tertawa.
Memang tak ada yang lebih indah, saat dimensi kita masuk kedalam tawa lepas orang lain yg tak sengaja kita amati.
Dan diam-diam, dia mengundang senyumku.
***
Berharap, bukan dia yg duduk didepan sana. Atau baiknya padangan saya ditempat lain saja, sambil mendengar suara dosen dari arah yang sama dengannya. Mungkin semuanya akan baik-baik saja, jika dosenya sambil menjelaskan lalu berjalan kearah yang berlawanan dengannya.
Oke baik! Kali ini otak saya masih agak setengah sadar.
Dan kalimat "Astagfirullahaladzim!" terucap dengan bantuan otak yg sedikit waras.
Begitu saja terus, mencoba untuk tetap fokus hingga jam berakhir.
***
Jam berikutnya!
Saya yang sejak tadi sudah pindah tempat duduk dibaris bagian depan, kali ini tak khwatir lagi untuk bisa fokus. *karena setiap liat ini cowok, maunya merancang masa depan mulu hahaha kidding.
Dannn paaaaarammmmmmm....
Sosok lelaki tegap, berambut blonde dengan tinggi 180 cm menghampiri kursi kosong disamping saya.
Whatttt????
Dia yang tadi sengaja saya jauhi, kini duduk tepat disamping kanan saya.
"Hai! darf ich hier sitzen?"(saya boleh duduk disini?) tanya tuan satu ini, tanpa merasa bersalah.
"Ja bitte!" (ya silahkan!) jawaban spontan dari hati yg enggan menerima pendapat otak.
Tak apalah! setidaknya, kali ini dia tak menghalangi wajah professor.
***
45 menit berjalan dengan baik. Kali ini benar-benar bisa fokus. Dan menit setelahnya, semua konsentrasi bertambah buyar.
Yang benar saja, tiba-tiba dari arah kanan ada sodorang kertas yang bertuiskan "Professor ini membosankan bukan?" itu tulisan darinya.
Aku menyodorkan kembali kertas itu dan hanya mengangguk padanya.
kali ini, dia menyodorkan kertas lagi. Entah apa yang ada dipikirannya.
"Saya Diafano, kamu bisa panggil fano. Kalau siapa?"
Dia memang benar-benar berniat merusak konsentrasi saya.
"Saya sitti, maaf setelah ini saya tidak bisa membalasnya lagi."
lalu muncul emoticon sedih dari si Mr. Blonde ini.
***
Setelah percakapan singkat yg tanpa suara itu berlangsung, akhirnya kini fano menjadi teman saya.
Hanya sekedar teman diantara teman-teman yg lain.
Masih seperti begitu, membuat saya larut dalam tawa lepasnya.
Hanya sekedar teman diantara teman-teman yg lain.
Masih seperti begitu, membuat saya larut dalam tawa lepasnya.
Hallo Mr. pirang!! slamat datang diduniaku :D
Tidak ada komentar:
Posting Komentar