Kau sudah beberapa kali datang ke dalam mimpiku. Bukan itu saja, mimpi yang kau tawari semuanya sama. Tak ada yang berbeda. Maksudku, semua mimpi itu hampir sama.
Dari lima mimpi, dua diantaranya dalam kondisi yang sama.
Mimpi pertama, kita berdiri agak berjauhan (kurang lebih lima langkah jarak kau dan aku). Tepat disitu! Ditengah persimpangan jalan. Hijaunya ladang mengelilingi kita dan nampaknya sang fajar baru saja keluar. Udara segar dan keheningan, hanya mereka yg kudapati disana. Kami saling berhadapan, namun sayangnya tak ada kata yg terucap. Hanya ada jarak dan tatapan yg memperjelas suasana.
Saat itu, kau seperti ingin mengatakan sesuatu pada ku.
Mungkin kau ingin berkata "Hai! Sudah lama skali tidak bertemu. Kau tahu, aku merindukanmu." Kau ingin sekali menggengamku erat dalam kerinduan.
Kali ini buka cerita dongeng para punjangga cinta yg merindu, ini begitu jelas.
Bukannya berjalan kearahmu, aku malah berbalik 90 derajat. maksudku, aku tak tahu pasti. Aku sedang menoleh kearah kiri dan ingin segera berbalik. Namun sayangnya, aku terbangun.
***
Mimpi kedua, sama hal nya dengan mimpi pertama. jangan kau tanyakan berapa persen kemiripannya. Semuanya sama persis. Tentang persimpangan di pinggir ladang dan udara segar pagi itu.
Okelah! mungkn kata orang, kalau mimpi yg sama bisa terjadi berulang kali, karena si pemimpi ini terlalu kepikiran dengan mimpinya. Tapi masa iya? Mimpi yg kedua ini terjadi 3 bulan setelah mimpi pertama. Dan keesokan paginya, aku baru sadar, kalau mimpi ini sama dengan waktu itu.
Gambar tempat mimpi itu kurang lebih sepeerti ini. Bedanya, dimimpi ladangnya masih hijau.
***
Mimpi ke 3 (masih tanpa kata)
Dimana dalam mimpi ini, kita berada di pinggir pantai. Matahari menampakan sinarnya, seakan ingin berpamitan menjemput malam.
Kali ini kita tidak sendiri. Ada banyak orang di sekitar pantai. Ada keluargaku juga disana.
kau hanya terduduk, di atas bangku kayu yang panjang.
Tatapan yg sama dengan mimpi sebelumnya.
Seperti menatpku dan berharap aku dapat membalasnya dengan tatapan yg sama.
Namun sayangnya, aku membalasnya dengan tatapan penuh tanya. "Sedang apa kau disana?"
***
Mimpi ke 4
Ini masih tentang pantai.
Aku yg tak tahu berenang ini, sedang berendam ria di kedangkalan air laut. Ada beberapa orang remaja disana. Jangan kau tanyakan siapa saja yang kali ini hadir dimimpiku. Karena aku sendiri tak mengetahuinya. Wajah mereka seperti asing bagiku. Namun anehnya lagi, kami seperti sudah saling kenal. Ada beberapa orang cowok dan cewek disana.
Tak beberapa lama berendam, ada secarcik kertas atau sapu tanganku yg hanyut ke arah laut. Syukurnya ada seorang pemuda yg bergegas berenang kesana dan meraihnya.
Aku yg tak berminat lagi untuk menikmati air laut, akhirnya beranjak ke sebuah pondok dipinggiran pantai.
Saat itu kostum yg aku gunakan: Celana lejing, mangset dan jilbab hitam bersamaan.
Setelah rehat sejenak di pondok, tiba-tiba aku baru sadar kalau kau sedang melambaikan tangan memanggilku dari luar gubuk ini. Lagi-lagi kau sedang duduk di bangku kayu tadi. Berbicara dengan seorang bapak yang sepertinya, kau sendiri tidak mengenalinya.
Aku sebenarnya ingin segera menghampirimu. Hanya saja, kondisiku saat itu sedang memakai lejing, yg aku sendiri tidak nyaman untuk mengenakannya. Sesegera mungkin ku cari rok yg ingin aku kenakan. Sayangnya aku tak menemukannya. yang kutemukan hanya ada kakakku yg melintas begitu saja, dengan menggunakan jilbab panjang nan syar'i berwarna ungu. Kami tak bertegur sapa saat itu.
Aku tersadar, kalau kau sedang menungguku didepan sana.
Tak ada rok, tapi ada jilbab segi empat warna ungu, yg tergantung di sisi gubuk.
Sesegera mungkin, aku meraihnya serta menjadikan rok sementara. Maksudku, aku menjulurkannya, kemudian mengikat ujung jilbab ini kepinggang sebelah kiri (yg nantinya lekukang tubuh tidak mudah terlihat).
Kulangkahkan kakiku ke luar pondok, dengan tujuan ingin menemuimu.
Yang benar saja, aku malah berbicara dengan seorang ibu-ibu paruh baya, yg akan pergi melihat kapal.
Lalu yg kulakukan adalah pergi dengan ibu itu, lalu melupakanmu begitu saja.
***
Sungguh tak bermaksud untuk melupakanmu.
Kau lihat bukan? niat awalku adalah memenuhi panggilanmu?
Tapi mau bagaimana lagi. Mimpi terkadang tak bisa dikendalikan begitu saja.
Sepertinya, mimpi ini lebih jujur. Aku hanya melakukan apa yg INGIN aku lakukan.
Tentang Tujuan awalku?
bisa dipikirkan nanti saja, kalau sudah terlintas.
Setidaknya ke INGINan juga sebagian dari tujuan.
Hanya saja tujuan kali ini... adalah tujuan yg JUJUR tanpa paksaan.
Tentang kesimpulan mimpi
Kata guru agamaku "mimpi yang sebenar-benarnya mimpi, adalah mimpi yg dianugrai oleh para kekasih Allah, seperti nabi..rasul..dan orang-orang berilmu lainnya. Sisa dari itu, adalah mimpi yg 50:50, bisa ada artinya dan bisa juga tak ada artinya."
Tapi ni tapi...katanya juga "kalau mimpi yg baik itu, semua datangnya dari Allah. Jadi mimpi yg menakutkan atau membuat tidak tenang si orang yg bermimpi ini, berarti mimpi itu dari setan." Wallahua'lam.
***
Sejauh yg aku tahu, kau sedang mengamatiku dari jauh. Memang benar ada jarak benua yg memishkan kita untuk sementara.
Aku sibuk dengan duniaku. Dan kau masih terjaga untuk mengamatiku dari kejauhan.
Trimakasih untuk waktumu yg kau bagi padaku.
Semoga dimimpi yg lain, bukan hanya hening, tapi ada kata diantara kita.
Walaupun hanya sekedar sapa. Setidaknya aku tahu, kau masih ada disana. Di MIMPIKU.
Salam rindu!!
dari sahabatmu

Tidak ada komentar:
Posting Komentar