Siang itu, tepat tanggal 12 September 2015 (H-10), ada pesan masuk via WA
dari Lena sahabatku.
“Hallo Liebe Sitti!
Ich hoffe du bist wieder gut in
Deutschland u hier an der Hochschule angekommen. Es ist wirklich leider nicht
ganz Indonesien...ich muss dich da unbedingt mal besuchen kommen wenn du wieder
fort bist!
Ich habe eine kleine Mission und würde dich etwas fragen.
Am 22.09 will das Interforum
die Internationalität der Hochschule in einem 10 min Programm hervorheben. Dazu
hatten wir auch an das Buddz Programm gedacht, an dem du ja auch teilgenommen
hast. Hättest du Lust mit mir oder einem anderen Vorstände in einem 3 min über
deine Erfarungen mit dem Buddy Programm zu Berichten? Wenn du Fragen hast,
schreib mir einfach nochmal.
Bis nächste Woche Dienstag!
<3 Kasih sayang (Pake bahasa indonesia pas
penutupan. Mungkin maksud dia “with love” kali)"
Kurang lebih seperti itu pesan yang masuk dari si cewek
jerman ini.
Inti dari pesan ini...
Lena ngajakin saya untuk ikut, dalam kegiatan yg mereka adakan. Kebetulan, dia ini sering aktif di berbagai kegiatan kampus. Jadi tugas
saya disini, menceritakan pengalaman selama berada di kampus. Ada kegiatan apa
saja? Trus bagaimana tanggapan teman-teman yg lain atau dosen dalam menerima
orang asing di lingkungan kampus? Seperti memperkenalkan atmosfer kampuslah.
Setelah panjang lebar, si lena ini ngejelasin tugas saya.
Akhirnya, saya terima tawarnya. Dengan alasan, ingin menambah pengalaman. Dan
lagian, hanya berbicara 3 menit di depan kan? Bisalah inshaallah.
***
H-2 Lena ngajakin
ketemuan di rumah Janet (sekertaris dosen yang skaligus ketua acara ini).
Kata si Lena: “sit! Nanti jam 19:30 kita ke rumah janet. Mau
gladi resik sama yg lainnya.” (pesan sudah ditranslate)
Mikir dua kali. “Busettttttttttt dah!!! Ini ampe pake acara
gladi resik segala???Ini ntar saya ngomongnya di depan mahasiswa yg baru kan? Bukan
di depan para tamu terhormat?”
Singkat cerita, si Lena dan saya ketemuan di halte bus depan kampus dan kemudian barengan kerumah
si Janet.
Sampe di rumah si Janet. Seperti biasa, salaman trus
ditawarin minum. Dia nanyain tentang saya dan Lena. Kayak: uda semester berapa?
Asalnya dari mana?de el el...
Trusss masuk ke sesi Gladi resik.
(setelah beberapa menit latihan)
Janet nengok kita berdua “habt ihr noch Frage (kalian punya
pertanyaan)?”
Sambil ngacung “wie viel Leute kommen am Dienstag (berapa
orang yg mau datang hari selasa nanti)? Tanya saya balik.
“Circa 120 Leute und villeicht mehr.” (sekitar 120 orang dan
mungkin lebih)
“Nah tuh kan!!! nggak sedikit." sambil bergumam sendiri.
***
Hari H pun tiba.
Undangan sudah terlihat di depan gedung pertemuan milik
kampus.
Saya janjian dengan Lena untuk latihan terlebih dahulu (sekitar
15 menit) dan kemudian berangkat bareng.
15 menit berlalu.
Langkah kaki saya sempat terhenti didepan pintu masuk
gedung. “Ini dia yg saya takutkan. Para
tamu elegan yg hadir malam ini. Habis sudah, kalau acaranya tidak berjalan
dengan baik karena saya.”
Ya, maklumlah! Ini kali pertama, tampil didepan Bapak Rektor, Bürgermeister (walikota) dan para tamu penting lainnya.
Sebelum masuk ke ruangan, para tamu dipersilahkan untuk
mengenakan papan nama, yg sudah tersedia.
Jadi yg boleh masuk ke ruangan ini, cuma mereka yg namanya
terdaftar disitu. Karena pagar beton alias bapak security sudah siap di depan pintu untuk ngarahin para tamu.
Bukan hanya papan nama, tapi disetiap tempat dudukpun
sudah di beri nama sama panitia. Luar biasa emang.
“Itu dia nama saya disamping Lena!” sambil melangkah ke tempat duduk di
baris kedua.
Tak berapa lama, acara dimulai. Sambutan dari bapak Rektor
dan bla bla bla...
Sayapun tampil...
Dan alhamdulillah berjalan dengan lancar.
Tentu saja sebelum itu, ada doa nabi Musa yg saya selipkan.
“Robbisrohli wayassirli amriwahlul ukdatan milisani yafkahul kauli”
Tepuk tangan para tamu menyadarkan saya, kalau
sedang ada didepan mereka.
Sesegera mungkin saya menutup presentasi kali ini dengan ucapan trimakasih dan
kemudian diberi bunga oleh pak rektor.
Satu hal yg saya pelajari malam itu. Kesempatan itu datang
berulang kali, yg membuatnya tertunda adalah kesiapan. Kesiapan para pemenang yg menolak lupa kata pecundang.
Tidak ada kata salah bagi mereka yg mencoba. Karena yg dicari, bukan tentang salah benarnya sebuah hasil. Tapi tentang pengalaman yg tak akan terlupakan.
Kalau mau liat versi lengkap bisa di cek disini http://www.volksstimme.de/lokal/wernigerode/20151019/hochschule-harz-aus-partnerschaft-wird-echte-freundschaft (tapi pakai bahasa jerman hehe maap ya)
(kiri ke kanan) Para pemain musik, Lena, saya
Janine, Anne, saya, Lena




Waaah, keren Kak Sitti!
BalasHapusitu pengalaman pertama ya? Duuuh, envy deh jadinya :3
Eh iya, masih ingat saya kan? Hehehe :p
clue nya, anagramrasa yang ada di OWOP. hehehehe
*semoga masih ingat. Hehe :D
Iya Esthi, itu pengalaman pertama.
BalasHapushehehe masih ingat dong ^^
Btw, sy naksir dgn cerpen Jejak senja di Librarista punya Esthi ^^