Kali ni bukan cerita tentang lomba lari atau semacamnya. Ini tentang ujian kelompok/Individual di kelas.
Jadi ceritanya itu... di semester 3 seperti sekarang, dari pihak kampus lebih mengutamakan persiapan praktek di semester 4 nanti. Alhasil, kita disuruh untuk buat beberapa projek.
Projek yg saya masih kurang percaya diri ini membahas mengenai Wischenschaftliche Methodenlehre. Jangan tanya ke saya topik ini, spesifiknya tentang apa? Saya sendiri masih belum ada gambaran. Mungkin karena kitanya baru tatap muka satu kali dengan si professor ini, jadi saya nya masih belum terlalu paham dengan projek ini. Sejauh ini, yg saya tahu kita diminta untuk mengambil satu topik dan meneliti kembali. Wallahua'lam apa jadinya nanti :'
***
Yang kedua ini, kita buat kelompok (satu kelompok 4 orang). Jadi disitu ada saya, Magda, Verena dan Fenja(dibaca fenya).
Topik kami tentang Bergbahn (kereta gantung). Jadi ceritanya, kami berempat ini punya satu perusahaan kereta gantung di pegunungan Alpen. Mencoba untuk mempertahankan dan membuat semenarik mungkin bisnis kami ini dengan ide-ide terbaik kami *jhahaha
Siap gak siap, harus siap lah ya!
Saya yg belum pernah lihat pegunungan Alpen apalagi main ski disana, sudah tahu kan reaksinya kayak gimana?
Kabar baiknya tiga teman saya ini, semuanya sudah beberapa kali pergi ke destinasi Ski di Alpen sana. Bahkan dari SD pun, mereka sempat mengunjunginya. Alhamdulillah itu kabar baik karena setidaknya dikelompok kami sudah ada yg dapat gambaran.Kabar kurang serunya adalah hanya saya sendiri yg masih butuh waktu untuk berlari ke arah pembicaraan mereka.
Bagaimana tidak, kita kan ada 4 orang ni. Nah trus yg 3 ini masih nyambung, kalau ngomongin perumahan untuk istirahat di Alpen yg masih itu-itu saja, cuma di renovasi sedikit. Trus Harus antri kalau lagi musim dingin.
Alahamdulillah sejauh ini, saya masih paham dengan ide-ide mereka. Walaupun harus berusaha extra untuk nyambung ke percakapan mereka.
Ok baik! Mungkin kali ini internet dan imajinasi adalah hal yg bisa diandalkan.
Besok ini (29.3.2016) tepat jam 15:00 CEST (waktu indonesia bagian jerman), kami akan berkumpul untuk membahas Logo, visi/misi dan beberapa hal yg diperlukan dalam presentasi nanti.
Tugas saya pada presentasi nanti, membahas mengenai visi dan misi perusahan kami.
Magda yg bertugas membuka presentasi, kemudian diikuti dengan saya yg membahas mengenai visi dan misi kami, setelah itu Verena tentang data statistik, dan yg terakhir Fenja tentang kesimpulan dan penutup.
Total waktu presentasi adalah 7 menit. InshaAllah bisa.
***
Itu sih, kedua pelajaran yg saya sendiri mencari gambaran.
Pelajaran yang ditawarkan di semester ini adalah Bahasa Inggris, Organisasi, Personal Tourismus, Einführung Tourismusmarketing, e-Tourismus, Investition dan Finanzierung.
Sembilan mata kuliah untuk semester ini.
Bismillah!!! Mohon doanya, inshaAllah lancar.
Nanti inshaAllah kalau ada waktu dan berita baru soal pelajaran-pelajaran ini, saya balik lagi untuk lanjut tulis. Sip!!
Senin, 28 Maret 2016
Jumat, 25 Maret 2016
Bunga dan Stasiun Kereta
Mungkin reaksimu akan sama sepertiku. ketika tahu bahwa bunga secantik ini, bisa tergeletak tak berdaya, tepat dibawah tangga keluar milik stasiun.
Bunga kuning, yg terhempas jauh dari pot miliknya.
Para penumpang yg saat itu sedang sibuk berlalu-lalang, tak ada yg berhenti dan memperbaikinya. Mereka hanya memberi ruang, agar bunga itu tak sengaja diinjak. Aku yg berada di barisan para penumpang, yg sama egoisnya dengan mereka. Membiarkannya begitu saja. Tapi sebenarnya aku tak seegois itu, aku ingin berjalan kearah bunga ini, kemudian ku masukkan ia kedalam pot miliknya, lalu kembali berjalan.
Mengingat bahwa kereta yg aku tumpangi akan berjalan sekitar 20 menit lagi. Maka, itu sudah cukup untuk memberikan sedikit ibah padanya.
Tapi sayang, aku tak berhenti memperbaikinya. Aku malah berjalan dan mengacuhkannya.
Tak jauh dibelakangku, ada seorang ibu-ibu paruh baya yg mengenakan jilbab putih (sepertinya belau orang turki), berjalan menuju bunga malang ini. Memperbaikinya, lalu menaruhnya dipinggir tangga.
***
7 menit tersisa...
"Nanti kalau dibiarkan begitu saja distasiun, lalu siapa yg bersedia merawatnya?" pikirku dalam hati.
karena kepikiran dengan bunga itu, akhrinya kuputuskan untuk membawanya pulang ke rumah.
Bergegas keluar dari kereta, lalu berjalan kearah bunga kuning dengan pot oranges ini.
Meraihnya, lalu beranjak kembali ke kereta.
Sebenarnya, aku bukan tipe orang yg pandai merawat bunga, tapi ya sudahlah...dari pada tidurku malam ini tak nyenyak karna si bunga ini, jadi tak masalah. Toh ada kaktus juga dirumahku. Biar si kaktus bisa senang kalau aku bawain teman barunya.
***
Sehat-sehat ya kaktus sama bunga kuning!! aku ibu angkat kalian ini, inshaAllah bisa amanah dalam merawat kalian.
Bunga kuning, yg terhempas jauh dari pot miliknya.
Para penumpang yg saat itu sedang sibuk berlalu-lalang, tak ada yg berhenti dan memperbaikinya. Mereka hanya memberi ruang, agar bunga itu tak sengaja diinjak. Aku yg berada di barisan para penumpang, yg sama egoisnya dengan mereka. Membiarkannya begitu saja. Tapi sebenarnya aku tak seegois itu, aku ingin berjalan kearah bunga ini, kemudian ku masukkan ia kedalam pot miliknya, lalu kembali berjalan.
Mengingat bahwa kereta yg aku tumpangi akan berjalan sekitar 20 menit lagi. Maka, itu sudah cukup untuk memberikan sedikit ibah padanya.
Tapi sayang, aku tak berhenti memperbaikinya. Aku malah berjalan dan mengacuhkannya.
Tak jauh dibelakangku, ada seorang ibu-ibu paruh baya yg mengenakan jilbab putih (sepertinya belau orang turki), berjalan menuju bunga malang ini. Memperbaikinya, lalu menaruhnya dipinggir tangga.
***
7 menit tersisa...
"Nanti kalau dibiarkan begitu saja distasiun, lalu siapa yg bersedia merawatnya?" pikirku dalam hati.
karena kepikiran dengan bunga itu, akhrinya kuputuskan untuk membawanya pulang ke rumah.
Bergegas keluar dari kereta, lalu berjalan kearah bunga kuning dengan pot oranges ini.
Meraihnya, lalu beranjak kembali ke kereta.
Sebenarnya, aku bukan tipe orang yg pandai merawat bunga, tapi ya sudahlah...dari pada tidurku malam ini tak nyenyak karna si bunga ini, jadi tak masalah. Toh ada kaktus juga dirumahku. Biar si kaktus bisa senang kalau aku bawain teman barunya.
***
Sehat-sehat ya kaktus sama bunga kuning!! aku Rabu, 23 Maret 2016
Tentang kau yg Hadir Berulang Kali
Ini aneh, tapi memang begitu keadaanya.
Kau sudah beberapa kali datang ke dalam mimpiku. Bukan itu saja, mimpi yang kau tawari semuanya sama. Tak ada yang berbeda. Maksudku, semua mimpi itu hampir sama.
Dari lima mimpi, dua diantaranya dalam kondisi yang sama.
Mimpi pertama, kita berdiri agak berjauhan (kurang lebih lima langkah jarak kau dan aku). Tepat disitu! Ditengah persimpangan jalan. Hijaunya ladang mengelilingi kita dan nampaknya sang fajar baru saja keluar. Udara segar dan keheningan, hanya mereka yg kudapati disana. Kami saling berhadapan, namun sayangnya tak ada kata yg terucap. Hanya ada jarak dan tatapan yg memperjelas suasana.
Saat itu, kau seperti ingin mengatakan sesuatu pada ku.
Mungkin kau ingin berkata "Hai! Sudah lama skali tidak bertemu. Kau tahu, aku merindukanmu." Kau ingin sekali menggengamku erat dalam kerinduan.
Kali ini buka cerita dongeng para punjangga cinta yg merindu, ini begitu jelas.
Bukannya berjalan kearahmu, aku malah berbalik 90 derajat. maksudku, aku tak tahu pasti. Aku sedang menoleh kearah kiri dan ingin segera berbalik. Namun sayangnya, aku terbangun.
***
Mimpi kedua, sama hal nya dengan mimpi pertama. jangan kau tanyakan berapa persen kemiripannya. Semuanya sama persis. Tentang persimpangan di pinggir ladang dan udara segar pagi itu.
Okelah! mungkn kata orang, kalau mimpi yg sama bisa terjadi berulang kali, karena si pemimpi ini terlalu kepikiran dengan mimpinya. Tapi masa iya? Mimpi yg kedua ini terjadi 3 bulan setelah mimpi pertama. Dan keesokan paginya, aku baru sadar, kalau mimpi ini sama dengan waktu itu.
Kau sudah beberapa kali datang ke dalam mimpiku. Bukan itu saja, mimpi yang kau tawari semuanya sama. Tak ada yang berbeda. Maksudku, semua mimpi itu hampir sama.
Dari lima mimpi, dua diantaranya dalam kondisi yang sama.
Mimpi pertama, kita berdiri agak berjauhan (kurang lebih lima langkah jarak kau dan aku). Tepat disitu! Ditengah persimpangan jalan. Hijaunya ladang mengelilingi kita dan nampaknya sang fajar baru saja keluar. Udara segar dan keheningan, hanya mereka yg kudapati disana. Kami saling berhadapan, namun sayangnya tak ada kata yg terucap. Hanya ada jarak dan tatapan yg memperjelas suasana.
Saat itu, kau seperti ingin mengatakan sesuatu pada ku.
Mungkin kau ingin berkata "Hai! Sudah lama skali tidak bertemu. Kau tahu, aku merindukanmu." Kau ingin sekali menggengamku erat dalam kerinduan.
Kali ini buka cerita dongeng para punjangga cinta yg merindu, ini begitu jelas.
Bukannya berjalan kearahmu, aku malah berbalik 90 derajat. maksudku, aku tak tahu pasti. Aku sedang menoleh kearah kiri dan ingin segera berbalik. Namun sayangnya, aku terbangun.
***
Mimpi kedua, sama hal nya dengan mimpi pertama. jangan kau tanyakan berapa persen kemiripannya. Semuanya sama persis. Tentang persimpangan di pinggir ladang dan udara segar pagi itu.
Okelah! mungkn kata orang, kalau mimpi yg sama bisa terjadi berulang kali, karena si pemimpi ini terlalu kepikiran dengan mimpinya. Tapi masa iya? Mimpi yg kedua ini terjadi 3 bulan setelah mimpi pertama. Dan keesokan paginya, aku baru sadar, kalau mimpi ini sama dengan waktu itu.
Gambar tempat mimpi itu kurang lebih sepeerti ini. Bedanya, dimimpi ladangnya masih hijau.
***
Mimpi ke 3 (masih tanpa kata)
Dimana dalam mimpi ini, kita berada di pinggir pantai. Matahari menampakan sinarnya, seakan ingin berpamitan menjemput malam.
Kali ini kita tidak sendiri. Ada banyak orang di sekitar pantai. Ada keluargaku juga disana.
kau hanya terduduk, di atas bangku kayu yang panjang.
Tatapan yg sama dengan mimpi sebelumnya.
Seperti menatpku dan berharap aku dapat membalasnya dengan tatapan yg sama.
Namun sayangnya, aku membalasnya dengan tatapan penuh tanya. "Sedang apa kau disana?"
***
Mimpi ke 4
Ini masih tentang pantai.
Aku yg tak tahu berenang ini, sedang berendam ria di kedangkalan air laut. Ada beberapa orang remaja disana. Jangan kau tanyakan siapa saja yang kali ini hadir dimimpiku. Karena aku sendiri tak mengetahuinya. Wajah mereka seperti asing bagiku. Namun anehnya lagi, kami seperti sudah saling kenal. Ada beberapa orang cowok dan cewek disana.
Tak beberapa lama berendam, ada secarcik kertas atau sapu tanganku yg hanyut ke arah laut. Syukurnya ada seorang pemuda yg bergegas berenang kesana dan meraihnya.
Aku yg tak berminat lagi untuk menikmati air laut, akhirnya beranjak ke sebuah pondok dipinggiran pantai.
Saat itu kostum yg aku gunakan: Celana lejing, mangset dan jilbab hitam bersamaan.
Setelah rehat sejenak di pondok, tiba-tiba aku baru sadar kalau kau sedang melambaikan tangan memanggilku dari luar gubuk ini. Lagi-lagi kau sedang duduk di bangku kayu tadi. Berbicara dengan seorang bapak yang sepertinya, kau sendiri tidak mengenalinya.
Aku sebenarnya ingin segera menghampirimu. Hanya saja, kondisiku saat itu sedang memakai lejing, yg aku sendiri tidak nyaman untuk mengenakannya. Sesegera mungkin ku cari rok yg ingin aku kenakan. Sayangnya aku tak menemukannya. yang kutemukan hanya ada kakakku yg melintas begitu saja, dengan menggunakan jilbab panjang nan syar'i berwarna ungu. Kami tak bertegur sapa saat itu.
Aku tersadar, kalau kau sedang menungguku didepan sana.
Tak ada rok, tapi ada jilbab segi empat warna ungu, yg tergantung di sisi gubuk.
Sesegera mungkin, aku meraihnya serta menjadikan rok sementara. Maksudku, aku menjulurkannya, kemudian mengikat ujung jilbab ini kepinggang sebelah kiri (yg nantinya lekukang tubuh tidak mudah terlihat).
Kulangkahkan kakiku ke luar pondok, dengan tujuan ingin menemuimu.
Yang benar saja, aku malah berbicara dengan seorang ibu-ibu paruh baya, yg akan pergi melihat kapal.
Lalu yg kulakukan adalah pergi dengan ibu itu, lalu melupakanmu begitu saja.
***
Sungguh tak bermaksud untuk melupakanmu.
Kau lihat bukan? niat awalku adalah memenuhi panggilanmu?
Tapi mau bagaimana lagi. Mimpi terkadang tak bisa dikendalikan begitu saja.
Sepertinya, mimpi ini lebih jujur. Aku hanya melakukan apa yg INGIN aku lakukan.
Tentang Tujuan awalku?
bisa dipikirkan nanti saja, kalau sudah terlintas.
Setidaknya ke INGINan juga sebagian dari tujuan.
Hanya saja tujuan kali ini... adalah tujuan yg JUJUR tanpa paksaan.
Tentang kesimpulan mimpi
Kata guru agamaku "mimpi yang sebenar-benarnya mimpi, adalah mimpi yg dianugrai oleh para kekasih Allah, seperti nabi..rasul..dan orang-orang berilmu lainnya. Sisa dari itu, adalah mimpi yg 50:50, bisa ada artinya dan bisa juga tak ada artinya."
Tapi ni tapi...katanya juga "kalau mimpi yg baik itu, semua datangnya dari Allah. Jadi mimpi yg menakutkan atau membuat tidak tenang si orang yg bermimpi ini, berarti mimpi itu dari setan." Wallahua'lam.
***
Sejauh yg aku tahu, kau sedang mengamatiku dari jauh. Memang benar ada jarak benua yg memishkan kita untuk sementara.
Aku sibuk dengan duniaku. Dan kau masih terjaga untuk mengamatiku dari kejauhan.
Trimakasih untuk waktumu yg kau bagi padaku.
Semoga dimimpi yg lain, bukan hanya hening, tapi ada kata diantara kita.
Walaupun hanya sekedar sapa. Setidaknya aku tahu, kau masih ada disana. Di MIMPIKU.
Salam rindu!!
dari sahabatmu
Selasa, 22 Maret 2016
Hallo Mr. Blonde Haare!
5 Menit sebelum memulai pelajaran, dosen belum juga terlihat di depan ruangan.
Berada di jerman hampir 3 tahun, kau pasti sudah mengenal karakter mereka seperti apa. Disiplin! tentu saja.
Selang 4 menit berlalu, sang dosen baru muncul.
Siang itu, mahasiswa yang hadir cukup memenuhi ruang kelas. Terang saja, untuk ruangan sebesar ini, terlihat hanya beberapa bangku yang kosong.
Ruang kelas yang berbentuk horsal. Bangku berjejer rapi serta bertingkat ke atas, memudahkan mahasiswa dan dosen untuk saling berinteraksi.
Tepat 45 derajat di sebelah kiri saya, dua baris di depan, duduk beberapa mahasiswa jerman berambut pirang (blonde Haare) disana. Ada juga mahasiswa lain yg blonde, tapi yang ini agak beda.
***
Mata kuliah hari ini segera dimulai. Kehadiran sang dosen, otomatis menenangkan suasana kelas yg seperti pasar tadi.
Berhubung hari pertama masuk, maka dosen baru ini memperkenalkan dirinya dengan sok ramah (lu belum tahu aja ujian semester nanti).
Setelah memperkenalkan nama, pengalaman dan ujian seperti apa yang akan kita hadapi nanti, kali ini pertanyaan seperti biasa muncul.
"Ada pertanyaan?" kata dosen sambil melirik isi ruang kelas.
Tak selang beberapa lama, salah seorang murid di barisan para cowok tadi, mengacungkan tangan.
"Ya silahkan!" melihat kearah mahasiswa penanya.
Entah apa yang ditanyakan cowok ini. Dari tadi perhatian saya sudah berhasil dicuri cowok yang duduk di sampingnya. Cowok berswiter merah dan berwajah teduh.
Tawa ruang kelas pecah seketika atas pertanyaan si cowok tadi.
Sontak saja, si cowok yg tak lepas dari pandanganku tadi juga ikut tertawa.
Memang tak ada yang lebih indah, saat dimensi kita masuk kedalam tawa lepas orang lain yg tak sengaja kita amati.
Dan diam-diam, dia mengundang senyumku.
***
Berharap, bukan dia yg duduk didepan sana. Atau baiknya padangan saya ditempat lain saja, sambil mendengar suara dosen dari arah yang sama dengannya. Mungkin semuanya akan baik-baik saja, jika dosenya sambil menjelaskan lalu berjalan kearah yang berlawanan dengannya.
Oke baik! Kali ini otak saya masih agak setengah sadar.
Dan kalimat "Astagfirullahaladzim!" terucap dengan bantuan otak yg sedikit waras.
Begitu saja terus, mencoba untuk tetap fokus hingga jam berakhir.
***
Jam berikutnya!
Saya yang sejak tadi sudah pindah tempat duduk dibaris bagian depan, kali ini tak khwatir lagi untuk bisa fokus. *karena setiap liat ini cowok, maunya merancang masa depan mulu hahaha kidding.
Dannn paaaaarammmmmmm....
Sosok lelaki tegap, berambut blonde dengan tinggi 180 cm menghampiri kursi kosong disamping saya.
Whatttt????
Dia yang tadi sengaja saya jauhi, kini duduk tepat disamping kanan saya.
"Hai! darf ich hier sitzen?"(saya boleh duduk disini?) tanya tuan satu ini, tanpa merasa bersalah.
"Ja bitte!" (ya silahkan!) jawaban spontan dari hati yg enggan menerima pendapat otak.
Tak apalah! setidaknya, kali ini dia tak menghalangi wajah professor.
***
45 menit berjalan dengan baik. Kali ini benar-benar bisa fokus. Dan menit setelahnya, semua konsentrasi bertambah buyar.
Yang benar saja, tiba-tiba dari arah kanan ada sodorang kertas yang bertuiskan "Professor ini membosankan bukan?" itu tulisan darinya.
Aku menyodorkan kembali kertas itu dan hanya mengangguk padanya.
kali ini, dia menyodorkan kertas lagi. Entah apa yang ada dipikirannya.
"Saya Diafano, kamu bisa panggil fano. Kalau siapa?"
Dia memang benar-benar berniat merusak konsentrasi saya.
"Saya sitti, maaf setelah ini saya tidak bisa membalasnya lagi."
lalu muncul emoticon sedih dari si Mr. Blonde ini.
***
Setelah percakapan singkat yg tanpa suara itu berlangsung, akhirnya kini fano menjadi teman saya.
Hanya sekedar teman diantara teman-teman yg lain.
Masih seperti begitu, membuat saya larut dalam tawa lepasnya.
Hanya sekedar teman diantara teman-teman yg lain.
Masih seperti begitu, membuat saya larut dalam tawa lepasnya.
Hallo Mr. pirang!! slamat datang diduniaku :D
Minggu, 20 Maret 2016
Terkadang jarak itu menguntungkan
Entahlah kapan tepatnya pertama kali kita bisa sedekat ini.
Yang pasti, saat jarak semakin merentang, aku justru semakin dekat denganmu.
Dari sekian banyak wanita, trimakasih karena telah bertegur sapa denganku.
Menanyakan kabarku, berbagi hal yg kau sukai, tertawa bersama dan berbagi nasehat. Itu sudah cukup, bagi pengagummu ini.
Aku hanya tak menyangkan, orang sedingin kau, bisa senyaman ini.
Tak sadar, lisanku mengiring doa setulus-tulusnya untukmu.
"Semoga dimudahkan segala urusanmu disana"
Aku bingung, harus senang karena kita berteman atau harus bersedih karena kita hanya berteman.
Hanya berteman...
Walaupun aku tak tahu akhrinya seperti apa, aku yakin akan tahu segalanya jika menunggu.
Sempat mengagumimu, tapi kau tahulah temanmu yang satu ini dulunya seperti apa.
Hanya mengagumimu, tidak lebih. Mungkin karena wajah teduhmu yg dihiasi butiran wudhu?
Atau mungkin kau terlihat berbeda dengan lelaki disekitarmu?
Aku tak tahu pasti.
Yang aku tahu, tak ada fikiran untuk memilikimu.
Menjadi temanmu sudahlah cukup.
Hingga kini, aku tak yakin kata sudah cukup itu masih ada.
Berfikir positiv bahwa ini normal, jika sahabat saling menyayangi.
Maksudku, ada dasar cinta didalam sebuah persahbatan.
Tapi nampaknya cinta ini lain kawan. Aku semakin tak ikhlas, jika memberi peluang kepada wanita lain yg mengagumimu pula.
Aku tahu niatmu baik, bersilaturahmi. Tapi kaupun harus tahu, kalau mereka memang ingin bermanja-manja ria dihadapanmu.
Ah sudahlah!
Kau memang seperti itu. Pura-pura tak tahu apa-apa.
Padahal jelas-jelas mereka menginginkan lebih dekat denganmu.
kawanmu ini memang seorang pencemburu.
Jika kau ingin berbagi dengan yang lainnya, maka pergi saja!
Aku masih bisa menunggu, cinta yg tak membuatku gelisah.
Cinta yg dengannya aku bisa tenang.
Seperti cinta orang dewasa.
Yang diam-diam melindungiku.
Yang pasti, saat jarak semakin merentang, aku justru semakin dekat denganmu.
Dari sekian banyak wanita, trimakasih karena telah bertegur sapa denganku.
Menanyakan kabarku, berbagi hal yg kau sukai, tertawa bersama dan berbagi nasehat. Itu sudah cukup, bagi pengagummu ini.
Aku hanya tak menyangkan, orang sedingin kau, bisa senyaman ini.
Tak sadar, lisanku mengiring doa setulus-tulusnya untukmu.
"Semoga dimudahkan segala urusanmu disana"
Aku bingung, harus senang karena kita berteman atau harus bersedih karena kita hanya berteman.
Hanya berteman...
Walaupun aku tak tahu akhrinya seperti apa, aku yakin akan tahu segalanya jika menunggu.
Sempat mengagumimu, tapi kau tahulah temanmu yang satu ini dulunya seperti apa.
Hanya mengagumimu, tidak lebih. Mungkin karena wajah teduhmu yg dihiasi butiran wudhu?
Atau mungkin kau terlihat berbeda dengan lelaki disekitarmu?
Aku tak tahu pasti.
Yang aku tahu, tak ada fikiran untuk memilikimu.
Menjadi temanmu sudahlah cukup.
Hingga kini, aku tak yakin kata sudah cukup itu masih ada.
Berfikir positiv bahwa ini normal, jika sahabat saling menyayangi.
Maksudku, ada dasar cinta didalam sebuah persahbatan.
Tapi nampaknya cinta ini lain kawan. Aku semakin tak ikhlas, jika memberi peluang kepada wanita lain yg mengagumimu pula.
Aku tahu niatmu baik, bersilaturahmi. Tapi kaupun harus tahu, kalau mereka memang ingin bermanja-manja ria dihadapanmu.
Ah sudahlah!
Kau memang seperti itu. Pura-pura tak tahu apa-apa.
Padahal jelas-jelas mereka menginginkan lebih dekat denganmu.
kawanmu ini memang seorang pencemburu.
Jika kau ingin berbagi dengan yang lainnya, maka pergi saja!
Aku masih bisa menunggu, cinta yg tak membuatku gelisah.
Cinta yg dengannya aku bisa tenang.
Seperti cinta orang dewasa.
Yang diam-diam melindungiku.
Sabtu, 19 Maret 2016
Sesaat terdiam
"Kali ini, aku ingin berbicara serius denganmu. Bukan sebagai teman apalagi sahabat!"
Suara yg tak asing itu...
perlahan membuat tubuhku membeku.
"kau mau menjadi istriku?"
Itu.....
Apakah sekarang dia sedang melamarku?
Tidak!!!! ini pasti mimpi.
Bagaimana mungkin kata itu keluar dari dia?
Aku pasti sudah gila.
"Aku...aku ingin menjadikanmu sebagai istriku. Kau mau kan?"
Baiklah ini bukan gurauan. Nampaknya ia benar-benar serius.
"Kalau kau mau, besok aku akan langsung mendatangi ayahmu untuk berbicara."
Perlahan tubuhku mulai mencair.
Berusaha mencari kata, namun tak kunjung ketemu.
"kau yang selama ini ku cinta, ternyata mencintaiku."
***
Kamis, 17 Maret 2016
Semoga itu benar (kau)
Jika itu kau!
Kenapa kau hanya bisa menyelinap disetiap mimpiku?
Aku tak apa, bila itu memang kau.
Aku tak apa, bila sekarang bukan waktu yg dinanti itu.
Secepatnya..
Secepatnya akan ku jemput kau dengan kendaraan doaku.
Semoga kau tak bosan untuk menunggu.
Mungkin Tuhan masih memberi kau dan aku waktu.
Waktu untuk memberikan hak, pada jasad dan roh disetiap kesendirian.
Kau kenal Tuhan bukan?
Jika kau mengenalinya,
Maka kaupun tahu dengan maksudNya.
Kenapa kau hanya bisa menyelinap disetiap mimpiku?
Aku tak apa, bila itu memang kau.
Aku tak apa, bila sekarang bukan waktu yg dinanti itu.
Secepatnya..
Secepatnya akan ku jemput kau dengan kendaraan doaku.
Semoga kau tak bosan untuk menunggu.
Mungkin Tuhan masih memberi kau dan aku waktu.
Waktu untuk memberikan hak, pada jasad dan roh disetiap kesendirian.
Kau kenal Tuhan bukan?
Jika kau mengenalinya,
Maka kaupun tahu dengan maksudNya.
Wernigerode, 18.03.2016
Ada rasa nyaman bila itu benar kau [05:55 CEST]
Tak akan pernah sama
Mungkin tak akan pernah sama
Rasamu dan rasaku
Mungkin pula tak akan pernah sama
Rindumu dan rinduku
Kumohon percaya padaku
Semua akan sama pada waktunya
Saat waktumu dan waktuku bertemu
Dan tentu saja dengan izin Semesta
Jika cinta adalah dirimu
Maka izinkan aku untuk menjadi diriku
Agar tak ada lagi batas waktu antara kita
Semoga kau paham dengan suara doa
Wernigerode, 18.03.3016
Menunggu fajar 05:44 CEST
Selasa, 15 Maret 2016
Hanya ingin mencoba
Siang itu, tepat tanggal 12 September 2015 (H-10), ada pesan masuk via WA
dari Lena sahabatku.
“Hallo Liebe Sitti!
Ich hoffe du bist wieder gut in
Deutschland u hier an der Hochschule angekommen. Es ist wirklich leider nicht
ganz Indonesien...ich muss dich da unbedingt mal besuchen kommen wenn du wieder
fort bist!
Ich habe eine kleine Mission und würde dich etwas fragen.
Am 22.09 will das Interforum
die Internationalität der Hochschule in einem 10 min Programm hervorheben. Dazu
hatten wir auch an das Buddz Programm gedacht, an dem du ja auch teilgenommen
hast. Hättest du Lust mit mir oder einem anderen Vorstände in einem 3 min über
deine Erfarungen mit dem Buddy Programm zu Berichten? Wenn du Fragen hast,
schreib mir einfach nochmal.
Bis nächste Woche Dienstag!
<3 Kasih sayang (Pake bahasa indonesia pas
penutupan. Mungkin maksud dia “with love” kali)"
Kurang lebih seperti itu pesan yang masuk dari si cewek
jerman ini.
Inti dari pesan ini...
Lena ngajakin saya untuk ikut, dalam kegiatan yg mereka adakan. Kebetulan, dia ini sering aktif di berbagai kegiatan kampus. Jadi tugas
saya disini, menceritakan pengalaman selama berada di kampus. Ada kegiatan apa
saja? Trus bagaimana tanggapan teman-teman yg lain atau dosen dalam menerima
orang asing di lingkungan kampus? Seperti memperkenalkan atmosfer kampuslah.
Setelah panjang lebar, si lena ini ngejelasin tugas saya.
Akhirnya, saya terima tawarnya. Dengan alasan, ingin menambah pengalaman. Dan
lagian, hanya berbicara 3 menit di depan kan? Bisalah inshaallah.
***
H-2 Lena ngajakin
ketemuan di rumah Janet (sekertaris dosen yang skaligus ketua acara ini).
Kata si Lena: “sit! Nanti jam 19:30 kita ke rumah janet. Mau
gladi resik sama yg lainnya.” (pesan sudah ditranslate)
Mikir dua kali. “Busettttttttttt dah!!! Ini ampe pake acara
gladi resik segala???Ini ntar saya ngomongnya di depan mahasiswa yg baru kan? Bukan
di depan para tamu terhormat?”
Singkat cerita, si Lena dan saya ketemuan di halte bus depan kampus dan kemudian barengan kerumah
si Janet.
Sampe di rumah si Janet. Seperti biasa, salaman trus
ditawarin minum. Dia nanyain tentang saya dan Lena. Kayak: uda semester berapa?
Asalnya dari mana?de el el...
Trusss masuk ke sesi Gladi resik.
(setelah beberapa menit latihan)
Janet nengok kita berdua “habt ihr noch Frage (kalian punya
pertanyaan)?”
Sambil ngacung “wie viel Leute kommen am Dienstag (berapa
orang yg mau datang hari selasa nanti)? Tanya saya balik.
“Circa 120 Leute und villeicht mehr.” (sekitar 120 orang dan
mungkin lebih)
“Nah tuh kan!!! nggak sedikit." sambil bergumam sendiri.
***
Hari H pun tiba.
Undangan sudah terlihat di depan gedung pertemuan milik
kampus.
Saya janjian dengan Lena untuk latihan terlebih dahulu (sekitar
15 menit) dan kemudian berangkat bareng.
15 menit berlalu.
Langkah kaki saya sempat terhenti didepan pintu masuk
gedung. “Ini dia yg saya takutkan. Para
tamu elegan yg hadir malam ini. Habis sudah, kalau acaranya tidak berjalan
dengan baik karena saya.”
Ya, maklumlah! Ini kali pertama, tampil didepan Bapak Rektor, Bürgermeister (walikota) dan para tamu penting lainnya.
Sebelum masuk ke ruangan, para tamu dipersilahkan untuk
mengenakan papan nama, yg sudah tersedia.
Jadi yg boleh masuk ke ruangan ini, cuma mereka yg namanya
terdaftar disitu. Karena pagar beton alias bapak security sudah siap di depan pintu untuk ngarahin para tamu.
Bukan hanya papan nama, tapi disetiap tempat dudukpun
sudah di beri nama sama panitia. Luar biasa emang.
“Itu dia nama saya disamping Lena!” sambil melangkah ke tempat duduk di
baris kedua.
Tak berapa lama, acara dimulai. Sambutan dari bapak Rektor
dan bla bla bla...
Sayapun tampil...
Dan alhamdulillah berjalan dengan lancar.
Tentu saja sebelum itu, ada doa nabi Musa yg saya selipkan.
“Robbisrohli wayassirli amriwahlul ukdatan milisani yafkahul kauli”
Tepuk tangan para tamu menyadarkan saya, kalau
sedang ada didepan mereka.
Sesegera mungkin saya menutup presentasi kali ini dengan ucapan trimakasih dan
kemudian diberi bunga oleh pak rektor.
Satu hal yg saya pelajari malam itu. Kesempatan itu datang
berulang kali, yg membuatnya tertunda adalah kesiapan. Kesiapan para pemenang yg menolak lupa kata pecundang.
Tidak ada kata salah bagi mereka yg mencoba. Karena yg dicari, bukan tentang salah benarnya sebuah hasil. Tapi tentang pengalaman yg tak akan terlupakan.
Kalau mau liat versi lengkap bisa di cek disini http://www.volksstimme.de/lokal/wernigerode/20151019/hochschule-harz-aus-partnerschaft-wird-echte-freundschaft (tapi pakai bahasa jerman hehe maap ya)
(kiri ke kanan) Para pemain musik, Lena, saya
Janine, Anne, saya, Lena
Minggu, 06 Maret 2016
Tak Sesunyi Kotaku
Sayangnya sang fajar, masih malu menampakkan cahayanya.
Masih bersembunyi dibalik hitamnya selimut awan.
Perlahan tapi pasti, keretaku berlaju menyusuri ladang bersalju.
Yang tercinta sedang menunggu kedangan kami di stasiun.
Semoga dikotamu tak semendung kotaku.
Berharap bisa berlari bebas dikotamu.
Maklumlah, kotaku tak seramai kotamu.
Sebisa mungkin, menghilangkan sesak dihati.
Jikapun dikota besar itu, kau masih merasa sunyi.
Maka izinkan aku, berjalan bersama kesunyianmu.
Barangkali disana ada kenyamanan.
Masih bersembunyi dibalik hitamnya selimut awan.
Perlahan tapi pasti, keretaku berlaju menyusuri ladang bersalju.
Yang tercinta sedang menunggu kedangan kami di stasiun.
Semoga dikotamu tak semendung kotaku.
Berharap bisa berlari bebas dikotamu.
Maklumlah, kotaku tak seramai kotamu.
Sebisa mungkin, menghilangkan sesak dihati.
Jikapun dikota besar itu, kau masih merasa sunyi.
Maka izinkan aku, berjalan bersama kesunyianmu.
Barangkali disana ada kenyamanan.
Kamis, 03 Maret 2016
Iqro (Bacalah!)
Bismillahirahmanirahim!
Jemari ini tak sabar untuk sedikit membahas mengenai kehidupan orang jerman terhadap kami para muslim dan muslimah.
Berhubung karena saya muslimah, jadi topiknya akan mengerucut ke sini.
Orang jerman itu sebenarnya baik. Kenapa saya bilang sebenarnya? karena yahhh memang baik. Mereka itu dari luarnya saja yg kelihatan cuek, tapi mereka sadar akan keberadaan kami disampingnya. Lebih terarik dengan urusan mereka sendiri, menjawab apa yg seperlunya dijawab jika ingin berdiskusi dengan mereka.
Orang jerman yg dingin bertemu dengan orang indonesia yg ramah. Dengan kekuatan keramahan kami, maka tidak begitu susah untuk berbaur dengan mereka. "Senyum" adalah kata pertama tanpa suara, yg sering kami sebarkan. Insyaallah hanya kepada yg mahram (bukan muhrim yah!! muhrim itu kata yg digunakan untuk orang yg sedang berihram dalam beribadah haji).
Yup..tidak masalah kalau cuma senyum. Tapi yg jadi masalah, tu orang balas nggak senyuman kita?
Kesalahan orang indonesia pada umumnya (terutama saya) adalah memberitak harap kembali. Noramalnya sih, seharusnya dibalas. Tapi ada beberapa orang yg mungkin dalam hatinya "ni orang sok akrab banget dah". Jadi nggak dibalas deng. Alhasil, kitanya yg malah kesal sendiri. Mental indonesia lah yah biasa. Tapi 2-3 Tahun sudah biasa kok. Senyum bertepuk sebelah bibir jhahaha. Yah emang sih, kalau di indo juga gitu, khususnya buat orang yg kita belum kenal, pasti dibilang gitu.
Misalnya saja pas lagi nunggu bus di halte trus ada orang aneh lewat. Yg sadar bahwa itu orang memang aneh, cuma si ibu ini dan kamu sendiri. Pas di moment ini, si ibu senyum terus liat kearah kamu, yg juga lagi senyum. Nah di situ tu, kamu bisa tau kalau mereka itu gak kaku-kaku banget. Intinya, bukan senyum sembarangan, tapi ada moment tertentu yg buat suasana jd cair dengan sendirinya.
***
Contoh saja ni ya, hari ini kan saya baru pulang beli mesin kopi yg ukuran khusus buat mahasiswa lah ya! (nggak jelek-jelek amat, tp gak bagus-bagus amat). Nah trus itu, mesinya ini sudah emang ada kopi (kapsul) khusunya gitu biar pas ke mesinnya. Si mesin ini uda ada di kerajang belanja eke, tapi si kopinya ini yg belum ada. Pas beberapa menit kebingungan dalam mencari dan tiba-tiba datang seorang ibu yg sengaja naroh keranjangnya dan berjalan kearah saya. Kirain si ibu ini mau nyari kopi juga. Eh tahunya, ni ibu nunjukin tempat kopi yg pas buat mesin saya masyallah....terharu :') Padahal ini ibu0ibu bukan pegawai sini juga. Eh mau aja nolongin.
Jadi intinyaaaaa saya itu nggak hidup sendirian, ada orang-orang yg tanpa disadari lagi nggak sengaja ataupun emang mereka lagi gunain fungsi mata sesungguhnya buat ngeliat sekitar. contohnya si ibuperi ini.
Kadang kalau lagi galau-galaunya cewek (terutama saya), biasanya hanya tahu kalau yg hidup didunia ini tu cuma saya sendiri.
Mungkin itu sebabnya Allah memerintahkan kita umatnya untuk "Bacalah!". Karena bacalah disini, bukan hanya mengartikan memebaca tulisan. Tapi juga ada alam, ada gestur tubuh seseorang, ada banyak kebesaran Allah lainnya yg patut untuk dibaca. Setelah dibaca, lalu dicerna dengan otak dan hati. Kalau masih kurang, ada lisan disana yg bisa digunakan untuk memuji kebesaran Tuhanmu.
"Bacalah!" satu kata sederhana, yg jika kita mengenali dan mempraktekannya lebih dalam, maka semuanya akan menjadi jelas. Bahkan sangat jelas.
Kesibukan yang paling bermanfaat adalah membaca. If you know what I mean "Iqro" ^_^
Jemari ini tak sabar untuk sedikit membahas mengenai kehidupan orang jerman terhadap kami para muslim dan muslimah.
Berhubung karena saya muslimah, jadi topiknya akan mengerucut ke sini.
Orang jerman itu sebenarnya baik. Kenapa saya bilang sebenarnya? karena yahhh memang baik. Mereka itu dari luarnya saja yg kelihatan cuek, tapi mereka sadar akan keberadaan kami disampingnya. Lebih terarik dengan urusan mereka sendiri, menjawab apa yg seperlunya dijawab jika ingin berdiskusi dengan mereka.
Orang jerman yg dingin bertemu dengan orang indonesia yg ramah. Dengan kekuatan keramahan kami, maka tidak begitu susah untuk berbaur dengan mereka. "Senyum" adalah kata pertama tanpa suara, yg sering kami sebarkan. Insyaallah hanya kepada yg mahram (bukan muhrim yah!! muhrim itu kata yg digunakan untuk orang yg sedang berihram dalam beribadah haji).
Yup..tidak masalah kalau cuma senyum. Tapi yg jadi masalah, tu orang balas nggak senyuman kita?
Kesalahan orang indonesia pada umumnya (terutama saya) adalah memberi
Misalnya saja pas lagi nunggu bus di halte trus ada orang aneh lewat. Yg sadar bahwa itu orang memang aneh, cuma si ibu ini dan kamu sendiri. Pas di moment ini, si ibu senyum terus liat kearah kamu, yg juga lagi senyum. Nah di situ tu, kamu bisa tau kalau mereka itu gak kaku-kaku banget. Intinya, bukan senyum sembarangan, tapi ada moment tertentu yg buat suasana jd cair dengan sendirinya.
***
Contoh saja ni ya, hari ini kan saya baru pulang beli mesin kopi yg ukuran khusus buat mahasiswa lah ya! (nggak jelek-jelek amat, tp gak bagus-bagus amat). Nah trus itu, mesinya ini sudah emang ada kopi (kapsul) khusunya gitu biar pas ke mesinnya. Si mesin ini uda ada di kerajang belanja eke, tapi si kopinya ini yg belum ada. Pas beberapa menit kebingungan dalam mencari dan tiba-tiba datang seorang ibu yg sengaja naroh keranjangnya dan berjalan kearah saya. Kirain si ibu ini mau nyari kopi juga. Eh tahunya, ni ibu nunjukin tempat kopi yg pas buat mesin saya masyallah....terharu :') Padahal ini ibu0ibu bukan pegawai sini juga. Eh mau aja nolongin.
Jadi intinyaaaaa saya itu nggak hidup sendirian, ada orang-orang yg tanpa disadari lagi nggak sengaja ataupun emang mereka lagi gunain fungsi mata sesungguhnya buat ngeliat sekitar. contohnya si ibu
Kadang kalau lagi galau-galaunya cewek (terutama saya), biasanya hanya tahu kalau yg hidup didunia ini tu cuma saya sendiri.
Mungkin itu sebabnya Allah memerintahkan kita umatnya untuk "Bacalah!". Karena bacalah disini, bukan hanya mengartikan memebaca tulisan. Tapi juga ada alam, ada gestur tubuh seseorang, ada banyak kebesaran Allah lainnya yg patut untuk dibaca. Setelah dibaca, lalu dicerna dengan otak dan hati. Kalau masih kurang, ada lisan disana yg bisa digunakan untuk memuji kebesaran Tuhanmu.
"Bacalah!" satu kata sederhana, yg jika kita mengenali dan mempraktekannya lebih dalam, maka semuanya akan menjadi jelas. Bahkan sangat jelas.
Kesibukan yang paling bermanfaat adalah membaca. If you know what I mean "Iqro" ^_^
Langganan:
Komentar (Atom)




