Sabtu, 27 Februari 2016

Kunjungan Bupati kaimana ke Jerman

6 jam itu sudah cukup untukku kiki emotikon heart emotikon :')
Untuk kesekian kalinya wajah ikhlas itu terseyum padaku.
Wajah yang 3 tahun lalu terakhir kutemui, wajah sang optimisme sejati dengan kedisplinan yg tinggi.
Wajah itu, terlihat sangat senang menatap wajahku. Ada Sedikit rasa bangga yang terpancar dari wajahnya, seperti berkata masih didepan pintu nak, masih jauh, terus melangkah! sambil merangkul bahuku beliau berkata "Bagamaina kabarnya nak? dimana renye?" sambil bercakap menanyakan kabar, Aku melirik jam di pergelangan tangan kananku menunjukkan pukul 15.13.

Entah mengapa saat beliau merangkulku, air mata yg menggambarkan kesenangan krn bertemu dengan mereka dan kelelahan perjalan 2 tahun ini, aku ingin menangis didepannya dan berkata "kalau ini tidak segampang yg aku pikirkan, apakah mencari ilmu itu sulit seperti ini pak?" namun nampaknya air mataku kali ini telah dikalahkan oleh rasa senang, walaupun pertemuan siang itu hanya beberapa saat, namun mampu mengalahkan lelahku selama ini.

"Di orang pu negara itu harus rajin belajar, jangan malas-malas eh!" kata beliau dengan nada khasnya yg renda. Nampaknya beliau tak sendiri ada beberapa pejabat yg datang bersamanya. Mereka memang ada urusan di eropa, aku tak tahu pasti itu ttg apa, yg pasti terkait pendidikan di kaimana. Beliau juga sepertinya rindu denganku hihihi (rindu apa waktu itu bapa ada hajar kami satu kelas dengan rotan baru).

Hal ini terlihat ketika kami ingin berkeliling sedikit di kota würzburg, germany itu. Sebelum naik di Bus milik org belanda yg sengaja di carter Rombongan Pejabat itu, kami sempat mencari-cari tempat duduk, mataku tertuju pada baris belakang bus. Nampaknya si bapa membacanya dan terdengar suara beliau dari baris tempat duduk didekat pintu bus " Siti ko mo kemana, duduk di sini deng bapa!" bedeh hahaha Senang dongg guyssss, kepsek yg dulunya aku anggap dingin, berwibawa dan jarang senyum (eh nggak deng murah senyum tpi kadang-kandang *yah apa bedanya sitiiiiiiiiii) 
squint emotikon manggil duduk di sampingnya dong. Nggak disamping banget sih, aku di lajur kanan, si bapanya duduk dilanjur kiri. *apa sih lajur-lajur, yah gitu deh, tpi ngertikn maksud saya kn setiap bus cuma ada 2 tempat duduk yg bergandengan tapi akau disamping kanannya. maap ya kalau nggak ngerti grin emotikon Waktu itu kita ke istana peninggalan hitler di atas gunung, liat-liat Universität sama Fachhochschulenya. abis itu makan malam. Kali ini pak guru tidak semeja denganku, karena beliau diminta apa Bupati untuk duduk semeja denganya. maklumlah skrng kan beliau sdh menjabat jadi kepala Dinas pendidikan.

Oh iya, kita makannya di rumah makan China yg tehnya kagak pernah pake gula itu loh. Abis makan, sempat foto-foto langsung deh jabat tangan dan berpisah di depan rumah makan itu. Kebetulan aja tu rumah makan di samping Halte bus ama Stasiun kereta. jadi kita pulangnya bisa naik Bus yg lain dan mereka pulang ke hotel biar gak ngerepotin.

Pas waktu foto depan resaturant itu kan desak-desakkan nih, nah trus aku sdkt bingung mau berdiri dimana secara kan ada 14 org tu dari kaimana, trus ada 8 org anak2 kaimana yg di wuerzburg sendiri sama beberapa pendamping mereka. Eh tadi sampe mana? Oh iya desak-desakkan, nah trus disamping beliau ada tempat kosong dan langsung aja panggil " Sitti sini samping bapa, di situ sempit." Dalam hati, " tahu juga yah si bapa kalau anak muridnya narsis" hehehe..

Canda Tawa dan nasehat untuk selama 6 jam itu, setidaknya sudah mengobati rasa rindu pada kampung halaman, pada bahasa arguni yg sempat dilontarkan bapak Harun sabuku melalui nasehat2 beliau. Gurauan Bapak Abdurahim Furuada di atas Bus dlm perjalanan sontak membuatku meangis dan tertawa "Kitong skrng ini belum bisa bangga dengan kam, ktg yg dari kampung bodoh2 ni, cuma tau kam ada di jerman, nnti kalau kam sudah sukses baru bikin apa untuk papua btu, khususnya ktg pu kaimana baru bapa dong bisa bangga dengan kam pu kerja keras, mngkn nnti bapa dong su tua baru dengar bgni, dong bilang itu anak papua sapa yang su jadi bos besar di perusahan jerman itu, tuhar eh dong bilang anak papua sj ktg su senang apalagi bilang anak kaimana, itu mungkin ktg yg su trabisa jalan juga langsung kembali muda k'pa hahahaha.." 

lain dengan bapatua harun sabuku " ktg ini dulu masih kecil kalau su bermain dgn anak2 lain di kampung itu, dengar bgni pesawat ko mulai lewat di atas, langsung deng mulai taruh permainan dulu baru kasih dada-dada pesawat sampeee brng itu de su lewat bru main lagi, mo kmorang skrng ini su naik akan sampe di eropa sini, pu jauh apa lagi.
Orang2 tua ni kalau su liat ktg dada2 pesawat tu tinggal blg "maka itu belajar baik2 la naik pesawat itu" dan skrng memang benar dong naik pesawat tanpa dong sadari su jadi org besar. Moe kasian! yang tadinya tertawa jd menangis krn teringat cerita papa di rmh yg dayung dari arguni ke kaimana 2 hari perjalan krn mau pergi sekolah polisi di fak2.

Dong pu keringat ini sudah yg skrng jadi ktg ini, makan roti deng keju dijerman sini, main2 salju, itu krn dorang sdh. Syukur saja waktu itu lampu bus mati jadi tidak kelihatan kalau ada yg menangis dlm bus, tanpa suara k'in hehehe.. And thennnn kita berpamitan, entah kapan lagi kita akan bertemu, entah kapan lagi nasehat mereka bisa kudengar seakrab ini. entah kapan kami bisa seperti yg mereka harapkan. Satu hal yg bapa dong musti tahu, ktg pu darah ini dari satu moyang, tramungkin ktg trada niat untuk bangun kampung itu. Kulit deng rambut itu bisa menyangkal tanah, tpi hati ini trabisa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar