Minggu, 04 November 2018

Erste Hilfe = Erste Erfahrung

Erste Hilfe= Erste Erfahrung
(Pengalaman Pertama pada Pertolongan pertama)

Sabtu, 03.11.2018
Sabtu ini berbeda dengan sabtu kemarin. Ada pelatihan erste Hilfe (Pertolongan Pertama) bagi kampus kita. Di batasi 15 Peserta palatihan dan di bimbing oleh satu instuktur wanita dari deutsche rotes Kreuz (Palang Merah Jerman). Saya lupa nama beliau, hanya tahun umurnya hehehe (Aneh ya? iya nih...sy SENSING yg slalu berpatokkan dengan angka).
Flash back
---
Kira-kira 3 minggu yg lalu seperti biasa, sy buka website kampus dan iseng-iseng liatin email yg masuk dan ada satu pesan disana. Yg kurang lebih tertulis seperti ini:

"Liebe Studierende,
am Samstag, dem 03. November 2018 (9:00-16:00 Uhr), findet erstmals für Übungsleiter/innen und Studierende der Hochschule Harz ein Auffrischungskurs im Bereich der „Ersten Hilfe“ am Standort Wernigerode statt. 
Um die Ausbildung von Übungsleiterinnen und Übungsleitern zu optimieren, bietet der Hochschulsport der Hochschule Harz in Kooperation mit dem DRK Wernigerode ein „Erste-Hilfe-Training“ u.a. mit der Thematik Sportverletzungen an. Aber nicht nur Sportverletzungen sind ein wichtiges Thema bei der „Ersten Hilfe“, sondern wie verhalte ich mich bei akuten Erkrankungen und wie ist der richtige Umgang bei der Wiederbelebung.
Dieser Auffrischungskurs ist aber auch an interessierte Studierende gerichtet, die ihre bereits erworbenen Kenntnisse auffrischen und auf den aktuellsten Stand bringen möchten.
Die Anmeldung kann noch bis zum 28. Oktober per Mail beim Hochschulsport (hochschulsport@hs-harz.de) erfolgen. Selbstverständlich gibt es nach erfolgreicher Teilnahme eine Bestätigung seitens des DRK Wernigerode.
Die Teilnehmerzahl ist auf max. 15 Personen begrenzt und die Teilnahmegebühr beträgt pro Person 10,- Euro. Diese Gebühr ist in BAR bis zum 30.Oktober im Hochschulsport in Wernigerode (Haus 2, Raum 2.006a) oder in Halberstadt (D 006) zu zahlen. 

Wir freuen uns auf eine rege Teilnahme.
Euer Hochschulsport Team
---
Cara bacanya susah ya? maapkan hehehe...
Jadi intinya: Dari eskul kampus ngundang si Palang Merah ini untuk buat pelatihan, seperti cara memberi pertolongan pertama pada orang yg berenang trus kakinya kram? atau suatu kejadian mendadak, yang mengharuskan kita untuk (mau tidak mau) memberikan pertolongan. Intinya khusus buat "kecelakaan yang mendadaklah". Pembukaan pendaftarannya mulai tgl 23 oktober dan berakhir pd tgl 30 oktober. Ada biaya pendaftaran juga, yaitu perorang 10 Euro (ca. Rp. 170.000,00) . Dimana itu sudah termasuk murah. "Loh kok murah? mahal tau" ni gue kasih tau ya, itu tu sdh di bantu sama kampus dan juga sekertariat olahraga. Kalau tidak harganya bisa  50 Euro (lu kalikan sendiri dah tu). Yang mana....biarpun harganya gak dipotong dan tetap 50 Euro, inshaallah dengan mengucap bismillahirahmanirahim sy tetap akan ikut #apadah. Karena emang terbayar sama ilmu yang didapat dan alat-alat yang langsung di praktekkin saat itu juga. Ibu yang ngjarin ini, dengan seksama memperhatikan satu persatu mahasiswa yg mempraktekkannya. 
Terhitung ada 4 Modul yang diberikan si ibu PMJ (Palang merah Jerman ini). Dengan waktu tempuh (mengajar) kurang lebih 7 Jam an. Start dari jam 09:00-16:00. Di beri waktu istirahat 2 kali. Pertama jam 10:30-10:45 (15 menit) dan yang kedua 12:35-13:05 (30 menit). 
Kata ibunya, sebenarnya ada 8 Modul. Tapi kita diajarkan 4 Modul aja dlu. 
---
Singkat cerita, saya tu sudah dari laaaaaaama banget mau ikut kursus yang kayak begini. I have ZERO experinces about it, padahalkan penting ya? ("iya" jawab sendiri). Eh pernah deng ada satu pengalaman yang di ajarkan di PRAMUKA. Tapi itu mah di ajarkan buat tandu pakai 2 tongkat sama tali. Ada juga yang pura-pura ada satu orang yang tulang keringnya patah, trus kita nyediain 2 kayu yg tingginya dari pergelangan kaki sampai ke lutut. Si 2 kayu ini di letakkin di kiri kanan kaki abis itu di lilitlah dengan tali. Itu sih yang paling saya ingat. Dan setelah itu gak ada lagi pengalaman latihan kayak begitu. 
---
Seberanya kemarin tu sempat bingung mau ikut yang mana. Soalnya ada kegiatan juga di Berlin tgl 3-4 November. Kalau tanggal 3, itu tentang seminar Pranikah buat para jombsss. Dan tgl 4 nya seminar pernikahan dalam menghindari konflik rumah tangga. 
Teman-teman lain uda pada janjian kan buat ikut ini kajian. Saya juga sebenarnya uda daftar juga yang Pranikahnya, cumaaaannnnn entah apa yang terjadi, saya nggak ngeh dengan si tanggal 3 november ini. Jadi tu pengumuman seminar pranikahnya tgl 21 dan tgl 23 pembukaan pendaftaran pelatihan. Karena uda di bilangin tadi bahwa, moment pendaftaran pelatihan ini sudah saya tunggu-tunggu sejak lama betttthhh, jadi udahlah tu tanpa pikir panjang langsung aja setelah pulang kampus, singgah di ruang sekertariat Olahraga dan bayarlah 10 Euro tadi. 
Trus menjelang beberapa hari, di grup WA pada ngajakin ke Seminar ini rame-rame, lah si "Ibu" yang tadi sudah bayar pelatihan, dia malah dengan percaya diri daftar seminar lagi. Pas 3 Hari sebelum tgl 3, bingunglah dia, krn tanggalnya bersamaan dan bru ngeh hehehehe...
Btw yg seminar tgl 3 ini gratis, kalau tgl 4 bayar 4 Euro kalau gak salah. 
Tapi lumayan lah ya harga tiket PP Berlin-Wernigerode.
Lama berfikir keras, krn pengen ikut yg ke Berlin, tapi juga yg PMJ ini. Kurang lebih seimbanglah antara Berlin PMJ. Dan ada pemberitahuan dari PMJ, kalau misalnya orang hadir kurang dari 9 orang, maka PMJ nya di TIADAKAN dan uangnya akan di kembalikan. dan saat itu uda baru ada 8 orang yang daftar. Ya sudah, berarti kesimpulannya saya tetap di PMJ, tetapi kalau ada perubahan sebelum tgl 3, maka saya akan ke BERLIN. 
Singkat cerita, yang mendaftar bertambah satu orang, yang artinya pelatihan tetap berjalan.
---

LALU APA SAJA YANG DI PELAJARI????

1) LUKA RINGAN.
Kita di berikan masing-maisng satu pack peralatan lengkap yang isinya kurang lebih gulungan kain kasa yg tingginya 8 cm dan 5 cm. Plester, sarung tangan sama kain kasa yang bentuknya segi empat (lupa deh namanya apa). 
Lalu di ajarin lah cara memberikan pertolongan pertama pada orang yang terluka dan dalam keadaan sadar. Entah itu luka di kepala, di siku, di tangan, kaki yang terkilir, sampai jari yang luka keiris pisau juga di berikan pengarahan gimana cara nanganinnya. 

2) Cara menghadapi Penderita yang PANIK dengan LUKA yang agak PARAH
Ditenangin dulu kalau lukanya tu gpp. Trus abis itu di pandu ke tempat yang lebih aman dari tempat kejadian. Bantuin si korban agar tetap tenang sambil menunggu PMJ nya datang.

3) Cara Memindahkan Orang yang TIDAK SADARkan diri dan masih BERNAFAS
Caranya tu kurang lebih: di lurusin dulu posisi tubuhnya, dimiringkan tubuh si korban ini ke arah kanan, lalu kepalanya di angkat sedikit, agar bisa bernafas dengan lancar.

4) CPR
Ini nih, yang paling ingin gue ketahuin tentang gimana cara mengatasinya dengan benar. 
Jadi ternyata CPR ini di lakukan, saat si koran sudah tidak tiak bernafas. Seperti pada korban yang tenggelam dan jantungan. Pertama: Kita tepuk-tepuk dulu pipinya atau menggerak-gerakkan bahunya. kalau si korban masih belum sadar, maka yang kita lakukkan sselanjutnya adalah memeriksa pernafasannya. Kalau kita masih ragu dalam mendeteksi nafas yang keluar dari hidungnya, maka kita bisa melihat apakah perut dan dadanya bergerak atau tidak 9selayaknya orang yang bernafas). JIKA TIDAK, maka CPR boleh dilakukan. 
Cara melakukan CPR bagaimana? 
caranya begini. Tekan bagian dada korban (di titik yang tidak di halangi oleh tulang. di pertengahan dada dan perut), lalu di tekan 30 kali, setelah itu dagunya agak di angkat dan di beri nafas buatan (dengan cara di tiup atau di beri CO2 melalui mulut atau HIDUNG). Pemberian nafas buatan di lakukan 2 kali. Lalu kembali memberi tekanan pada dada 30 kali dan memberi nafas buatan. Dan di ulangi seperti itu selama 4 MENIT. Ada alat schoking juga yang di letakkan pada sebuah kotak. Yang nantinya satu tempelan yang diletakkan pada dada kanan atas, dan satunya lagi di tempelkan pada perut bagian kiri agak menyamping. 
Pertolongan pertama pada korban seperti ini, bisa juga di lakukan dengan cara memberi hentakkan pada bagian belakang beberapa kali, atau memeluk korban dari belakang dengan posisi kedua tangan ada pada dada korban, lalu tubuhnya di tarik kebelakang dan di angkat ke atas.

5) Pasien yang terkena gangguan pada MATA
Jika salah satu mata yang kemasukkan benda berbahaya seperti benda tajam, batu kecil atau lain-lain. Maka yang dilakukan adalah: menutup KEDUA mata dengan kain kasa atau kain bersih lainnya. Kenapa kedua mata? karena jika salah satu mata yang tidak tertutup bergerak, maka akan berbahaya dengan mata yang bermasalah tadi.
Tugas kita sebagai pemberi pertolongan pertama adalah membangun kepercayaan antara korban dan kita agar kedua matanya bisa di tutup, kemudian kita bisa memandu korba ke tempat yang lebih aman ,sambil menunggu Pertolongan dari Palang merah.

6) Menghadapi Pasien ANAK-ANAK saat sedang terluka dan menangis
Nah ini...Kalau dia menangis bagaimana? Kita agak sulit berkomunikasi dengan mereka. 
Trus gimana caranya? caranya kurang lebih demikian:
Kita bisa menenangkannya dengan membiarkan para orang tua/wali berdekatan dengan si korban dan memabntu menenagkannya. Jika tidak mempan, maka kita bisa memberikan sesuatu seperti permen atau boneka. Atauuuu bisa juga kita menenangkannya dengan mengatakan " Ah ini mah, lukanya kecil. Nanti juga di plester langsung sembuh"(padahal mah sebenarnya kita juga panik).
----

Melakukan Pertolongan pertama tidak segampang itu juga. Kenapa? karena kita akan beresiko besar dalam kecelakaan tersebut. Semisal: Kita bisa tertular, bisa juga tidak begitu paham dengan keadaan dan membuat semakin parah, atau bisa juga kita yang menjadi saksi atas kejadian tersebut. 

Jadi....hal yang dilakukan saat kita berhadapan dengan situasi seperti ini adalah:
1. Kita pastikan dulu kesadaran si korban. Kalau korban masih sadar, maka yang kita lakukan adalah menanyai korban apa yang dia rasakan dan tanyakan apa dia merasa sangat sakit dan membutuhkan ambulance saat itu juga. Kalau korbannya hilang kesadaran, maka yang harus kita lakukan adalah, berusaha untuk membangunkannya dan jika tidak berhasil maka bisa langsung menelepon Petugas palang Merah dengan nomor 112 (Entah di indonesia berapa).
2. Kalau kita butuh identitas si korban, maka kita bisa memeriksa saku atau tas milik korban.
3. Paling penting adalah lihat kondisi kita saat itu, apa memungkinkan untuk bisa menolong korban? jangan sampai kita juga saat itu sedang lelah atau sakit. Makanya olahraga sehari-hari juga penting bagi tubuh kita, biar tidak kram mendadak atau nafasnya tidak beraturan saat nanjak gunung diki (ini sih saya curhat kayaknya).
---

Ynag terpenting MENENANGKAN si korban dan segera menelepon nomo telepon darutar atau di jerman 112. Yang perlu di jelaskan di telepon adalah:
*DIMANA
*BERAPA orang
*SIAPA (Umur dan Jenis kelamin)
*BAGAIMANA kondisinya

* (trus apalagi ya? Kayaknya ada 6. Cuman dari semua, penjelasan itulah yang penting).

Selasa, 10 Oktober 2017

For you (Myself)

It's gonna be hurt
It's gonna be broken
But, you will be ok
and
You always be ok

Everything that you made
It's just awesome

I'm here for you
Anytime you need
I will be there for you

So, it's ok sweety
Keep going
You made awesome job

I love you 
myself

Kamis, 19 Mei 2016

"Kisah Gotisches Haus dan Salawat"

Di kampus kami memang sudah di fasilitasi dengan sebuah gedung perpustakaan besar. Hanya saja, aku lebih senang mengunjungi perpustakaan kota. Yang letaknya sekitar 10 menit menggunakan Bus.
   Ada yang menarik disana, saat kaki ini hendak berjalan dan melewati Hotel Tradisinal berbintang Empat milik kota kami (Wernigerode Sachsen Anhalt). 
Alih-alih tidak menghiraukannya, aku lebih memilih bersalawat saat menengok ke dalam Hotel beberapa kali. Sepertinya hanya kalangan orang tertentu saja yang bisa mampu menggunakan fasilitas disana. Terang sajakau bisa menebaknya langsung dengan beribu mobil bermerk yang sedang berdiri gagah di tempat parikaran. 
"Wah.. suatu saat aku akan masuk kedalamnya. Sepetinya bbermalam disana sehari sudah cukup. Cukup untuk menghapus rasa penasaranku. Tak apalah nabung beberapa hari untuk masuk kesana." senyum-senyum sendiri sambil menengok papan promosi Hotel.
Sudah tak terhitung lagi langkah kakiku saat melintasi tempat ini. Tujuanku tidak lain hanya satu, ingin mampir sebentar di perpustakanan yang terletak tepat di sampingnyanya.
Bagiku perpustakaan adalah tempat ternyaman selain rumahku sendiri. Aku tipe orang yang menyukai keheningan, kenyamaanan dan keteraturan. 
Penatku akan hilang sesaat setelah melihat rangkaian buku yang berjejer rapi pada rak masing-masing dari mereka. Tak lupa juga dengan warna buku dan ditambah lagi dengan para pekerja perpustakaan yang ramah. 
Aku akui perpustakaan kampus lebih besar 3 kali lipat dari perpustakaan kota. Hanya saja buku-buku nonFiksi milik perpustakaan kota lebih banyak di banding perpustakaan kampus. 
Aku sendiri tak tahu, kapan tepatnya aku jauh cinta dengan buku. Yang aku tahu semenjak duduk di bangku sekolah, aku tak begitu tertarik dengan tema membaca apalai menulis. 
***
Kembali ke kisah hotel berbintang empat tadi. Aku memang berniat untuk suatu saaat nanti akan aku masuki gedung megah ini, duduk bersama dengan para kalangan atas yang ada di sebagian negri. Bukan ingin bersaing, hanya ingin merasakan sesekali apa yang mereka rasakan. Sepertinya nyaman skali didalam. Di tambah lagi aku sempat melewati papan promosi yang dinataranya ada pelayanan Wellnes di sana. Mungkin karena saat itu, pundakku sedang memikul ransel dan terihat lelah. Jadi tidak heran, jika fokusku tertuju padanya.
***
Tepat 2 minggu yang lalu, kampusku mengadakan Proyek mingguan disetiap semseter musim panas. Salah satunya untuk bekunjung ke beberapa perusahaan. Tujuannya tidak lain adalah memberi gambaran mahasiswa tentang apa yang telah di pelajarinya (contohnya seperti struktur organigram pada suatu perusahaan). Waktu yang kami butuhkan adalah sehari atau maximal dua hari untuk proyek ini.
Ada beberapa penawaran proyek diluar jerman.Salah satunya ke paris, praha, truki dan beberapa tempat lainnya. Karena cuaca yang kurang bersahabat, akhirnya aku memutuskan untuk mengambil tawaran berkungjung ke sebuah bangunan di dalam kota dan beranggotakan 10 orang dalam team kami. 
***
H-7  aku mendapat email dari Professor untuk bertemu langsung di depan  "Gotisches Haus". Berhubung beliau hanya memberikan nama perusahaan atau gedung ini, jadi aku sendiri agak kesuliatan untuk menemukannya. Segeralah aku searching di google, tak tahunya kawan. Gedung yang akan kami kunjungi ini adalah hotel yang aku maksudkan tadi. Selama ini aku tak melihat nama hotel saat melintas di depannya. aku hanya sekilas, membacakan salawat lalu melewatinya begitu saja. 
***
Tepat hari selasa 17 Mei 2016. Aku sudah mengecek keberadaan gedung yang sama dengan gedung yang aku maksudkan. Gothisches Haus, mereka adalah satu (yang aku maksudkan dan yang akan kami kunjungi). 
Kami janjin untuk bertemu di depan Hotel bintang 4 ini jam 10:20. Berhubung jam 10:30 kami bertemu dengan sang direktur hotel.Suatu kehormatan bisa bertemu dengan sang pemilik hotel langsung.

Kami disambut hangat oleh para karyawan dan manager hotel. 
Ternyata kali ini, aku bukan hanya menjadi tamu disana, tapi bisa bertatap muka langsung dengan semua pegawainya. Kami di pandu oleh sang manager untuk masuk ke setiap ruangan yang ada didalam hotel ini. Mulai dari ruang makan, Dapur, ruang rapat, kamar VVIP, VIP dan yang standart juga kami masuki
Setelah berjalan dan ditemani dengan suara khas pak manager. Beliau mempersilahkan kami untuk makan siang sebelum pulang. Gratis tentu saja ^^
Dan kau harus tahu kawan! 
Aku takkan menyesal untuk bersalawat kepada apa saja yang aku inginkan. 
Jika para JIN punya bimsalabim abrakadabra, maka dengan bangga aku mengenalkan "ALLAHUMASALI ALA SAIDINA MUHAMMAD WA ALA ALI SAIDINA MUHAMMAD"
***
Percayalah kawan! It's work.
Tentu saja dnegan niat yang tulus karena Allah ^^
Wassalamualaikum wr.wb.

Wernigerode 19.05.2016

Selasa, 03 Mei 2016

Itukah yang kalian sebut dengan Perang?

Hati mengaung, hanya mulut yang dapat menahannya.
Seperti terisris.
Seperti sesak di dada.
Ingin rasanya mencari kebenaran.

Andai saja umat islam bersatu merapatkan shaf
Berdiri kokoh menggetarkan para kafir Qurais
Jikapu ada wanita yang berdiri paling depan di shaf para pejuang.
Yakinkah hamba ya Allah bahwa itu hamba.

Mati dalam membela agamaMu.
Mati dalam menjalankan tugas mulia.
Daripada berandai-andai, ada baiknya, kita mulai dari sekarang.
Mulai berusaha, menjadi orang yang tidak dipandang sebelah mata oleh mereka.

Postingan tentang mayat berserakan bersama debu.
Gambar tentang kematian anak kecil, para wanita, orang-orang yang tak hubungannya dengan politik dan apapun itu.

Itukah yang dinamakan perang?
Perang macam apa itu?
Ayolah!
Perang itu bukan seperti cara banci bersembunyi.

Hati ini masih meraung sampai pada titik tersesak nafas.
Adakah disana orang-orang yang dapat membantu merapatkan shaf?
Bersama melawan mereka?
Mereka yang tak tahu arti perang sesungguhnya.

Allahhuakbar!!! Sabarkan hati-hati mereka ya Allah. Sesungguhnya Engkau yang lebih tahu mana yang terbaik bagi hambaMu. :')

Salam Rindu bagi kalian para Syuhada.

hati-hati! (Teman = calon mahram)

Aku melihatnya! Seorang lelaki dengan wajah manis miliknya.
Seperti hari-hari kemarin, hari ini ia menari riang di alam bawah sadarku. Seorang lelaki yang ku sebut teman. Teman yang inshAllah aku jaga sebaik mungkin.
Seorang lelaki yang mampu membuat ku tersnyum, tanpa tahu alasan pasti senyuman itu. 
Seorang teman yang kedatangannya membawa ketenangan, kepergiaannya menyimpan rindu. 

Terkadang aku menamai kejadian ini dengan sebutan jatuh cinta. Namun akalku dengan tegas membantahnya. Toh jatuh cinta itu biasa dalam pertemanan. Tak perlu sempit mendeskripsikannya.
Tapi ini agak beda. Aku ingin memintanya untuk jangan memulai percakapan duluan, tapi apa daya, tak ada alasan kuat untuk menolakkedatangannya. Karena tak ada alasan yang kuat untuk memintanya tetap disini. 

"Kau harus jaga jarak dengannya!" Itu pikiran alami karena dia belum menjadi mahrammu.
Tapi, bagaimana dengan wanita-wanita yang berantrian panjang untuk meraih hatimu?
Aku apa kabar?
Aku tak khawatir, jika suatu saat kau memintaku untuk menunggu.
Aku akan dengan sabar menunggu.
Dan perlu kau tahu, semenjak mengenalimu, kata "menunggu" dan aku sudah menjadi sahabat karib.

Minggu, 24 April 2016

Senyuman Nenek

"Jerman" atau lebih terkenal dengan sebutan "Deutschland" di benua Eropa.
Negeri yang terkenal mampu bersaing di kanca International. Baik dalam segi Olahraga maupun Olahotak.
Negara jerman sendiri, terbagi menjadi dua negara bagian. Yaitu Jerman timur dan Jerman barat.
Sejauh ini segi ekonomi dan pembangunan, bagian barat masih unggul di banding bagian timur jerman.
Tak hanya kedua segi itu, ada segi lain yang sampai sekarang masih mengkhawatirkan kami para pendatang.
"Sosialisasi" atau "Interaksi" penduduk jerman asli terhadap non jerman.

Bagi kami yang sudah lebih dari setahun hidup dijerman, bisa membedakan dengan baik mana penduduk jerman timur dan barat.
Penduduk jerman di bagian barat biasanya ramah (kalau disapa, pasti direspon dengan baik) dan juga cepat akrab. Tapi jangan kaget kalau suatu saat, kamu lagi butuh dia dan dia tidak ada disana. Kata "kita" sudah tak ada lagi, saat sudah tak ada urusan satu sama lain.
Kalau orang jerman timur, mereka lebih jujur. Kalau dia tidak menyukaimu, walaupun sudah kau pasang senyum peps*den juga sama aja bung, tidak ada respon. Kalaupun ada respon, pasti ekspersi heran yang kau dapati, heran liat kau yang sok akrab.
Tapi jangan salah, biar kata mereka kurang welcome sama Ausländer alias orang asing,tapi pas sekali dekat, maka kau akan liat sisi lain orang indonesia yang ada pada  mereka. Sisi orang indonesia yang ramah, akrab dan JUJUR.

Saya sendiri sekarang sedang berdomisili di jerman timur, alhamdulillah belum pernah yang namanya di ganggu atau dikatain kasar sama mereka. Tapi tidak untuk yang kemarin. Tahu aja sist, orang indonesia gimana mentalnya, kalau di katain yang gak enak di dengar. Jleb dong, pengen marah tapi ini negara dia. Lagian malas cari ribut juga.

Jadi ceritanya, saya kan baru pulang kuliah sekitar jam 11 siang. Kebetulan ada urusan sedikit di Zentrum (pusat kota). Naik bus lah kesana, sekitar 7 menit. Pas sudah kelar urusannya, saya nengok jam masih 15 menit lagi untuk bus nya nyampe *bus untuk kembali ke asrama.
Berhubung waktu masih memungkinakan saya masuk ke toko untuk beli sabun, jadi singgahlah tu.
Dari arah yang berlawanan di dalam toko, ada seorang bapak, satu anak perempuan kisaran 8 tahunan serta istrinya berjalan berlawanan arah dengan saya. Si bapak dengan gaya khas anak Punk ini langsung nyahut sambil negok saya "Sind wir im Winter? Warum trägt man Kopftuch?"
(Dengan nada menyindir: Kita sekarang masih musim salju? Kenapa pakai jilbab?)
Busett...itu agak jleb sih.
Maksudnya kan gue yang pake pak! ngapain lu yang repot.
Terkecuali kalau gue maksain lu buat pakai tu jilbab, nah itu baru lu protes.*pan yang diwajibkan buat para muslimah bukan musrikin.
Karena memaklumi saya memang hidup dijeman timur, jadi ambil amannya saja. Pura-pura tidak tahu bahasa mereka dan memilih lanjutin apa yg tadi saya lakukan. Ngambil sabun trus menuju kasir. Ternyata si bapak ini masih belum puas. Dia yang tadinya sudah ngantri di kasir yang paling pertama, mau tidak mau saya harus cari kasir lain biar tidak memperpanjang masalah. Jalanlah saya ke kasir yang ketiga dan harus jalan melewati kasir pertama.
Dengan nada yang gemas si bapak tadi lalu menoleh ke arah belakang, seperti hendak mencari saya.
Dan yang benar saja pandangan kita saling bertemu. Suara lelaki bertato itu kembali terdengar "Wozu braucht man Kopftuch in dieser Zeit."  (Untuk apa pakai jilbab di waktu sekarang)
Saya yang segera menuju kasir depan, berjalan dengan tidak memperdulikannya.
     Keluar dari toko dengan hati yang bercampur baur. Nyesel karena nggak balas omongannya, tapi disisi lain senang karena bisa menahan emosi dari hal-hal yang tidak penting seperti tadi.
Sambil nunggu bus yang 8 menit lagi akan sampai. Saya yang masih terus mecoba berdamai dengan hati, dihibur oleh seorang nenek berusia 81 tahun tiba-tiba datang dari arah kanan dan memulai pembicaraan kami dengan tersenyum.
"Woher kommst du?" (kamu asalnya dari mana?) terdengar suara terbata-bata dari arah beliau.
8 menit itu kami habiskan untuk mengobrol. Mulai dari berbincang tentang sejarah jerman dan ceko, tentang kuliah saya dan tentang dirinya yang akan melakukan oprasi lutut kirinya, dalam beberapa bulan lagi.
"Kau kapan selesai kuliahnya nak?" tanya beliau.
"Saya 2018 nek selesainya!" jawabku dengan nada mahasiswa pada umunya *hanya Allah yg tahu kapan penderitaan di kampus berakhir
Dan kau tahu apa kata nenek itu?
Sambil menatapku dengan senyuman, "2018! berarti saya sudah meninggal."
Mashaallah :'( pengen saya peluk tuh nenek.

Bus saya pun datang.
"Itu bus nya sudah datang, ayo masuk!" suara nenek yang mengkahiri pembicaraan kita.
Kami berpisah disana. Saya yang memilih duduk di samping pintu bus menengok ke arah beliau berdiri.
"Sepertinya dia ingin mengatakan sesuatu." gumam saya menyadari keberadaannya yang mendekat ke pintu belekang bus.
Sesegera mungkin saya turun dari tempat duduk dan berjalan ke arahnya.
Kau tahu apa kata dia?
"Kau pasti bisa! waktu sekolah guru wanita saya selalu berkata "Learning by doing". Ayo cepat masuk, pintu bus nya sudah mau ditutup."

Allah :") Ingin menangis.
Bapak ditoko tadi mengajarkan saya kesabaran,sedang nenek ini yang dikirmkan Allah untuk menyembuhkannya.

Oh ya pak! siapa bilang tak ada salju yang turun di musim semi?
Bapak di rumah ada jendela kan?
Ini, salju baru saja turun. Walaupun bukan di musim salju.
Semoga kau tak kesal dengan ku, yang tidak menanggapi perkataanmu kemarin :)
Buat nenek yang memiliki senyuman termanis, makasih sudah mengisi 8 menit saya <3

Begitulah cara Allah menghibur hambaNya. ^_^


Minggu, 17 April 2016

Separuh rindu untuk Mr. B


Mr. Bian!
Lahir 28 Desember 1992.
Tentangga sekaligus orang yang menjagaku selayaknya seorang adik.
Kita berpisah di tahun 2005.
Papa aku, dipindah tugaskan di kota lain.
Sayangnya jejaring sosial masih belum terlalu populer saat itu, sehingga sangat sedikit kemungkinan, kita untuk saling mencari. Akupun tak sempat meminta nomor kontakmu. Maklum saja, anak SD kelas 5 sepertiku tahu apa tentang tukeran nomor.

Juni 2014 aku menemukanmu kembali di Facebook. Betapa senangnya hati ini. Bagaimana tidak? Sudah 9 tahun kita tak saling bersapa seperti dulu. Aku rindu waktu itu, saat kau menunggu di depan rumahku untuk mengaji bersama di rumah pak kyai. "Wah ini beneran dia?" Tak sabar, aku mengutak atik foto di profil FB nya.Wajahnya tak berubah, hanya saja dia lebih terlihat dewasa sekarang. Mahasiswa universitas pasundan bandung? Yah!! tahu gini, saya juga dulu bisa daftar masuk ke uni. yang sama.

1...2...3 bulan aku menunggu, masih tak ada balasan darimu.
Sepertinya kau memang jarang menggunakan jejaring sosial yang satu ini. Aku bisa menebaknya dari sedikit sekali status yang kau tulis, dari pesan dinding ucapan ulang tahun yang tak kau balas satu persatu.

8 September 2013.
Katakan bahwa mereka sedang bersandiwara Bian!
Itu apa-apaan? kenapa mereka mengirim status Rest in Peace di dindingmu?
Oh come on!!!!!! ini tak lucu. Aku belum bilang kalau aku rindu padamu. Aku juga belum cerita tentang keberadaanku di pulau jawa.
Segera aku ambil telepon genggamku dan melacak kebenaran berita ini. Satu persatu teman kecil, aku hubungi.
Dan mereka bilang, benar kau akan di makamkan sore nanti, di tempat pemakaman umum Nabire-Papua.

Tak ada pilihan lain lagi. Segera ku ambil wudhu dan melaksanakan sholat mayat untukmu.
Membaca surat yasin dengan nada membeku.
Aku bersaksi, kalau kita pernah mengaji bersama. Kita pernah belajar sholat bersama.

Entah kapan aku bisa berjumpa lagi.
9 Tahun tak bersama? kini bukan 9 tahun lagi, tapi selamanya.
Alih-laih menunggu penerimaan pertemanan kita, aku lebih baik membatakannya, agar tak terlalu berharap. Berharap dengan seusatu yang selamanya tak akan pasti.

Sekarang aku merasakannya. Kalimat itu!!
"Jika orang yang terkasih bagimu meninggal. Maka yang meninggal itu, pergi dengan membawa separuh hati orang yang ditinggalkan. Dan orang yang ditinggalkan, hidup dengan separuh hati yang tersisa."

Semoga Allah mengampuni dosamu dan meridhoi untuk berada jauh dari neraka yang Ia ciptakan
Salam rinduku dalam lantunan Al-fatihah, untukmu Febian Hayatullah kumaini Hanafi.