Kamis, 19 Mei 2016

"Kisah Gotisches Haus dan Salawat"

Di kampus kami memang sudah di fasilitasi dengan sebuah gedung perpustakaan besar. Hanya saja, aku lebih senang mengunjungi perpustakaan kota. Yang letaknya sekitar 10 menit menggunakan Bus.
   Ada yang menarik disana, saat kaki ini hendak berjalan dan melewati Hotel Tradisinal berbintang Empat milik kota kami (Wernigerode Sachsen Anhalt). 
Alih-alih tidak menghiraukannya, aku lebih memilih bersalawat saat menengok ke dalam Hotel beberapa kali. Sepertinya hanya kalangan orang tertentu saja yang bisa mampu menggunakan fasilitas disana. Terang sajakau bisa menebaknya langsung dengan beribu mobil bermerk yang sedang berdiri gagah di tempat parikaran. 
"Wah.. suatu saat aku akan masuk kedalamnya. Sepetinya bbermalam disana sehari sudah cukup. Cukup untuk menghapus rasa penasaranku. Tak apalah nabung beberapa hari untuk masuk kesana." senyum-senyum sendiri sambil menengok papan promosi Hotel.
Sudah tak terhitung lagi langkah kakiku saat melintasi tempat ini. Tujuanku tidak lain hanya satu, ingin mampir sebentar di perpustakanan yang terletak tepat di sampingnyanya.
Bagiku perpustakaan adalah tempat ternyaman selain rumahku sendiri. Aku tipe orang yang menyukai keheningan, kenyamaanan dan keteraturan. 
Penatku akan hilang sesaat setelah melihat rangkaian buku yang berjejer rapi pada rak masing-masing dari mereka. Tak lupa juga dengan warna buku dan ditambah lagi dengan para pekerja perpustakaan yang ramah. 
Aku akui perpustakaan kampus lebih besar 3 kali lipat dari perpustakaan kota. Hanya saja buku-buku nonFiksi milik perpustakaan kota lebih banyak di banding perpustakaan kampus. 
Aku sendiri tak tahu, kapan tepatnya aku jauh cinta dengan buku. Yang aku tahu semenjak duduk di bangku sekolah, aku tak begitu tertarik dengan tema membaca apalai menulis. 
***
Kembali ke kisah hotel berbintang empat tadi. Aku memang berniat untuk suatu saaat nanti akan aku masuki gedung megah ini, duduk bersama dengan para kalangan atas yang ada di sebagian negri. Bukan ingin bersaing, hanya ingin merasakan sesekali apa yang mereka rasakan. Sepertinya nyaman skali didalam. Di tambah lagi aku sempat melewati papan promosi yang dinataranya ada pelayanan Wellnes di sana. Mungkin karena saat itu, pundakku sedang memikul ransel dan terihat lelah. Jadi tidak heran, jika fokusku tertuju padanya.
***
Tepat 2 minggu yang lalu, kampusku mengadakan Proyek mingguan disetiap semseter musim panas. Salah satunya untuk bekunjung ke beberapa perusahaan. Tujuannya tidak lain adalah memberi gambaran mahasiswa tentang apa yang telah di pelajarinya (contohnya seperti struktur organigram pada suatu perusahaan). Waktu yang kami butuhkan adalah sehari atau maximal dua hari untuk proyek ini.
Ada beberapa penawaran proyek diluar jerman.Salah satunya ke paris, praha, truki dan beberapa tempat lainnya. Karena cuaca yang kurang bersahabat, akhirnya aku memutuskan untuk mengambil tawaran berkungjung ke sebuah bangunan di dalam kota dan beranggotakan 10 orang dalam team kami. 
***
H-7  aku mendapat email dari Professor untuk bertemu langsung di depan  "Gotisches Haus". Berhubung beliau hanya memberikan nama perusahaan atau gedung ini, jadi aku sendiri agak kesuliatan untuk menemukannya. Segeralah aku searching di google, tak tahunya kawan. Gedung yang akan kami kunjungi ini adalah hotel yang aku maksudkan tadi. Selama ini aku tak melihat nama hotel saat melintas di depannya. aku hanya sekilas, membacakan salawat lalu melewatinya begitu saja. 
***
Tepat hari selasa 17 Mei 2016. Aku sudah mengecek keberadaan gedung yang sama dengan gedung yang aku maksudkan. Gothisches Haus, mereka adalah satu (yang aku maksudkan dan yang akan kami kunjungi). 
Kami janjin untuk bertemu di depan Hotel bintang 4 ini jam 10:20. Berhubung jam 10:30 kami bertemu dengan sang direktur hotel.Suatu kehormatan bisa bertemu dengan sang pemilik hotel langsung.

Kami disambut hangat oleh para karyawan dan manager hotel. 
Ternyata kali ini, aku bukan hanya menjadi tamu disana, tapi bisa bertatap muka langsung dengan semua pegawainya. Kami di pandu oleh sang manager untuk masuk ke setiap ruangan yang ada didalam hotel ini. Mulai dari ruang makan, Dapur, ruang rapat, kamar VVIP, VIP dan yang standart juga kami masuki
Setelah berjalan dan ditemani dengan suara khas pak manager. Beliau mempersilahkan kami untuk makan siang sebelum pulang. Gratis tentu saja ^^
Dan kau harus tahu kawan! 
Aku takkan menyesal untuk bersalawat kepada apa saja yang aku inginkan. 
Jika para JIN punya bimsalabim abrakadabra, maka dengan bangga aku mengenalkan "ALLAHUMASALI ALA SAIDINA MUHAMMAD WA ALA ALI SAIDINA MUHAMMAD"
***
Percayalah kawan! It's work.
Tentu saja dnegan niat yang tulus karena Allah ^^
Wassalamualaikum wr.wb.

Wernigerode 19.05.2016

Selasa, 03 Mei 2016

Itukah yang kalian sebut dengan Perang?

Hati mengaung, hanya mulut yang dapat menahannya.
Seperti terisris.
Seperti sesak di dada.
Ingin rasanya mencari kebenaran.

Andai saja umat islam bersatu merapatkan shaf
Berdiri kokoh menggetarkan para kafir Qurais
Jikapu ada wanita yang berdiri paling depan di shaf para pejuang.
Yakinkah hamba ya Allah bahwa itu hamba.

Mati dalam membela agamaMu.
Mati dalam menjalankan tugas mulia.
Daripada berandai-andai, ada baiknya, kita mulai dari sekarang.
Mulai berusaha, menjadi orang yang tidak dipandang sebelah mata oleh mereka.

Postingan tentang mayat berserakan bersama debu.
Gambar tentang kematian anak kecil, para wanita, orang-orang yang tak hubungannya dengan politik dan apapun itu.

Itukah yang dinamakan perang?
Perang macam apa itu?
Ayolah!
Perang itu bukan seperti cara banci bersembunyi.

Hati ini masih meraung sampai pada titik tersesak nafas.
Adakah disana orang-orang yang dapat membantu merapatkan shaf?
Bersama melawan mereka?
Mereka yang tak tahu arti perang sesungguhnya.

Allahhuakbar!!! Sabarkan hati-hati mereka ya Allah. Sesungguhnya Engkau yang lebih tahu mana yang terbaik bagi hambaMu. :')

Salam Rindu bagi kalian para Syuhada.

hati-hati! (Teman = calon mahram)

Aku melihatnya! Seorang lelaki dengan wajah manis miliknya.
Seperti hari-hari kemarin, hari ini ia menari riang di alam bawah sadarku. Seorang lelaki yang ku sebut teman. Teman yang inshAllah aku jaga sebaik mungkin.
Seorang lelaki yang mampu membuat ku tersnyum, tanpa tahu alasan pasti senyuman itu. 
Seorang teman yang kedatangannya membawa ketenangan, kepergiaannya menyimpan rindu. 

Terkadang aku menamai kejadian ini dengan sebutan jatuh cinta. Namun akalku dengan tegas membantahnya. Toh jatuh cinta itu biasa dalam pertemanan. Tak perlu sempit mendeskripsikannya.
Tapi ini agak beda. Aku ingin memintanya untuk jangan memulai percakapan duluan, tapi apa daya, tak ada alasan kuat untuk menolakkedatangannya. Karena tak ada alasan yang kuat untuk memintanya tetap disini. 

"Kau harus jaga jarak dengannya!" Itu pikiran alami karena dia belum menjadi mahrammu.
Tapi, bagaimana dengan wanita-wanita yang berantrian panjang untuk meraih hatimu?
Aku apa kabar?
Aku tak khawatir, jika suatu saat kau memintaku untuk menunggu.
Aku akan dengan sabar menunggu.
Dan perlu kau tahu, semenjak mengenalimu, kata "menunggu" dan aku sudah menjadi sahabat karib.